Jakarta | pikiranrakyat.org – Altafasalya Ardnika Basya, yang dikenal dengan inisial AAB dan berusia 23 tahun, telah menjadi berita utama setelah terlibat dalam kasus pembunuhan terhadap sesama mahasiswa, Muhammad Naufal Zidan, yang dikenal dengan inisial MNZ dan berusia 19 tahun. Motif di balik tindakan tragis ini dikaitkan dengan masalah utang pinjaman online (pinjol) serta kerugian yang dialami AAB dalam aktivitas investasi kripto.
AAB diduga telah terjebak dalam jeratan utang pinjol yang mengakibatkannya berada dalam tekanan keuangan yang serius. Utang tersebut dianggap menjadi beban yang cukup berat bagi AAB, yang pada akhirnya mengarah pada tindakan yang tak terduga. Pada puncak situasi yang rumit, AAB mengakui bahwa kerugian yang dialaminya dalam investasi kripto juga menjadi salah satu faktor pendorong di balik keputusannya untuk melakukan tindakan tragis tersebut.
Menanggapi kasus ini, Wan Iqbal, Chief Marketing Officer dari perusahaan kripto ternama Tokocrypto, mengemukakan pandangannya. Iqbal dengan tegas menyatakan bahwa investasi dalam aset kripto memerlukan pemahaman mendalam dan edukasi yang kuat. Ia menggarisbawahi pentingnya memiliki modal yang tepat dan memadai sebelum terjun ke dunia investasi kripto.
“Sebelum berinvestasi dalam kripto, dana yang digunakan haruslah bersifat investasi, bukan hasil dari pinjaman atau dana harian. Investor seharusnya menggunakan dana yang telah mereka alokasikan secara khusus untuk investasi,” ungkap Iqbal dalam acara Media Gathering Tokocrypto pada tanggal 9 Agustus 2023.
Iqbal menegaskan bahwa pendekatan ini saat ini menjadi fokus utama bagi Tokocrypto dalam upayanya untuk memberikan edukasi menyeluruh tentang investasi kripto kepada masyarakat. Perusahaan tersebut berkomitmen untuk mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentang aset digital dan kripto.
Dalam periode enam bulan pertama tahun 2023, Tokocrypto berhasil meraih capaian yang signifikan dengan menyentuh lebih dari 27.000 individu di 22 kota di seluruh Indonesia. Tidak hanya itu, perusahaan ini memiliki tujuan lebih lanjut untuk memberikan edukasi tentang aset kripto kepada 10 universitas di Indonesia sepanjang tahun yang sama.
Iqbal mengakhiri dengan harapan bahwa target tersebut dapat tercapai di paruh kedua tahun 2023. Dengan mayoritas pengguna Tokocrypto berasal dari generasi Z dan milenial, perusahaan ini berharap dapat memainkan peran penting dalam memberikan edukasi kepada mahasiswa mengenai investasi yang cerdas dan aman.
Terdapat keragaman dalam rentang usia pengguna Tokocrypto, dengan mayoritasnya berada dalam kelompok usia 18-30 tahun (56,7 persen), diikuti oleh kelompok usia 31-45 tahun (33,9 persen), dan kelompok usia 46-55 tahun (9,4 persen). Hal ini mencerminkan daya tarik investasi kripto yang merentang pada berbagai kelompok usia di masyarakat.
Kasus pembunuhan yang melibatkan AAB menjadi panggilan penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya edukasi dalam investasi kripto dan perencanaan keuangan yang bijak. Memahami risiko dan mengelola investasi dengan hati-hati adalah langkah penting untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi dalam kasus ini. (In)