DEPOK | Pikiranrakyat – Jagat maya dihebohkan dengan penangkapan seorang perempuan yang diduga menjadi provokator utama dalam aksi pembakaran mobil polisi di kawasan Harjamukti, Cimanggis, Kota Depok. Perempuan berinisial LA yang diketahui menjabat sebagai Satgas salah satu organisasi masyarakat (ormas) GRIB ranting Harjamukti, kini resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
“LA berperan aktif dalam memprovokasi massa untuk melakukan pembakaran terhadap mobil anggota Polres Metro Depok. Diduga secara terbuka meneriakkan ajakan membakar dengan kata-kata โbakar… bakar… bakarโ,โ ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, dikutip Depokpos, Senin (21/4/2025).
Aksi brutal ini terjadi saat aparat hendak mengamankan tersangka lain atas nama TS. Namun, situasi berubah menjadi kacau setelah sekelompok orang dari ormas setempat menghadang petugas. Dari lima orang yang ditangkap, peran LA dinilai paling strategis karena menyulut emosi massa hingga berujung pada tindakan anarkis.
Selain LA, empat tersangka lainnya yang ikut diamankan yakni RS, GR alias AR, ASR, dan LS. Semuanya memiliki keterlibatan langsung dalam peristiwa tersebut, mulai dari pemukulan petugas hingga pembakaran dan perusakan kendaraan polisi.
Berikut peran lengkap para tersangka:
RS, anggota Satgas GRIB Harjamukti, menghadang petugas dan memukul Aipda Ariek.
GR, anggota Satgas GRIB, bertindak sebagai pelaku utama pembakaran mobil Xenia milik kepolisian.
ASR, karyawan swasta, menghalangi aparat mengambil kendaraan dan turut melawan petugas.
LS, anggota Satgas GRIB, melakukan perusakan pada mobil polisi.
Kelima tersangka dibekuk dalam operasi terpisah sejak Sabtu (19/4) malam hingga Senin (21/4) dini hari.
Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan seorang perempuan dalam aksi kekerasan yang lazimnya didominasi pria. Warganet pun ramai memperbincangkan peran LA di media sosial, mengecam tindakan anarkis dan berharap aparat menindak tegas semua pelaku tanpa pandang bulu.
Penyelidikan masih terus berlangsung guna mengungkap aktor intelektual di balik kerusuhan tersebut. (red)
