back to top
spot_img
🌙 🕌 𝗧𝗮𝗾𝗮𝗯𝗯𝗮𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 𝗠𝗶𝗻𝗻𝗮 𝗪𝗮 𝗠𝗶𝗻𝗸𝘂𝗺 🕌 🌙 — Selamat Hari Raya 𝗜𝗱𝘂𝗹 𝗙𝗶𝘁𝗿𝗶 𝟭𝟰𝟰𝟲 𝗛 ✨ 🙏 Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan melimpahkan rahmat serta keberkahan bagi kita semua. 🤲 𝗠𝗼𝗵𝗼𝗻 𝗠𝗮𝗮𝗳 𝗟𝗮𝗵𝗶𝗿 𝗱𝗮𝗻 𝗕𝗮𝘁𝗶𝗻.
🌙 🕌 𝗧𝗮𝗾𝗮𝗯𝗯𝗮𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 𝗠𝗶𝗻𝗻𝗮 𝗪𝗮 𝗠𝗶𝗻𝗸𝘂𝗺 🕌 🌙 — Selamat Hari Raya 𝗜𝗱𝘂𝗹 𝗙𝗶𝘁𝗿𝗶 𝟭𝟰𝟰𝟲 𝗛 ✨ 🙏 Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan melimpahkan rahmat serta keberkahan bagi kita semua. 🤲 𝗠𝗼𝗵𝗼𝗻 𝗠𝗮𝗮𝗳 𝗟𝗮𝗵𝗶𝗿 𝗱𝗮𝗻 𝗕𝗮𝘁𝗶𝗻.

Warga Depok Wajib Tahu! Ada Sejarah Kelam di Balik Kota Depok, Begini Kisahnya!

Date:

DEPOK | Pikiranrakyat.org – Di balik kemegahan Kota Depok yang kini berusia 26 tahun pada 27 April 2025 ini, tersimpan kisah sejarah yang jarang diungkap. Bukan hanya tentang kejayaan atau perkembangan kota, tetapi juga tentang warga-warga yang harus terbuang dari peradaban Depok karena memilih mempertahankan keyakinannya.

Sebagaimana dicatat dalam berbagai sumber sejarah, sebelum menjadi kota modern seperti sekarang, Depok merupakan kawasan yang dibangun oleh Cornelis Chastelein, seorang perwira VOC yang membeli tanah seluas 12,44 km persegi pada 18 Mei 1696. Chastelein kemudian mendirikan komunitas baru bernama De Eerste Protestante Organisatie van Christenen (DEPOK), dengan misi menyebarkan ajaran Kristen Protestan.

PIC Jejak peradaban Belanda, sejarah Belanda di kota Depok. (ist)
PIC Jejak peradaban Belanda, sejarah Belanda di kota Depok. (ist)

Para pekerja yang sebagian besar berasal dari wilayah timur Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, hingga Bali, dipekerjakan untuk mengelola lahan pertanian dan perkebunan di Depok. Dalam surat wasiatnya, Chastelein membebaskan para budaknya dan menganugerahi mereka sebidang tanah, namun dengan satu syarat mutlak: mereka harus memeluk ajaran Kristen Protestan.

Di sinilah babak kelam sejarah Depok bermula. Mereka yang menolak dibaptis dan tetap mempertahankan keyakinan lamanya, dipaksa meninggalkan komunitas Depok Lama. Mereka ‘dibuang’ dan dipindahkan ke wilayah lain yang lebih terpencil, seperti Mampang, Grogol, Srengseng, dan kawasan lain di sekitar Depok. Sejarah ini memperlihatkan bahwa sejak awal, Depok tumbuh bukan hanya dari cerita tentang persatuan, tetapi juga dari dinamika ketat antara kekuasaan, agama, dan hak individu.

Sementara itu, 12 marga yang menerima ajaran baru dan dibaptis, yaitu Bacas, Isakh, Jonathans, Joseph, Laurens, Leander, Loen, Samuel, Soedira, Tholense, Zadokh, serta Laurens, tetap tinggal dan menjadi cikal bakal komunitas elit “Belanda Depok.” Mereka mendapatkan hak atas tanah, belajar bahasa Belanda, bercocok tanam, dan mempertahankan struktur sosial yang diwariskan hingga kini.

PIC Stasiun kereta api Pondok Cina tempo dulu. (ist)
PIC Stasiun kereta api Pondok Cina tempo dulu. (ist)

Sisa-sisa peradaban mereka masih bisa dilihat di Depok Lama, terutama di Jalan Pemuda, yang dipenuhi rumah-rumah tua bergaya Eropa dan gereja-gereja peninggalan masa kolonial.

Sejarah ini mengingatkan kita bahwa Depok bukan sekadar lahir dari pembangunan fisik, tetapi juga dari perjalanan panjang tentang penerimaan, penolakan, perjuangan, dan pengorbanan. Kisah mereka yang terpinggirkan dari Depok Lama menjadi bagian penting dari narasi sejarah yang perlu dikenang, agar generasi muda memahami betapa rumitnya perjalanan kota tercinta ini.

Selamat Ulang Tahun ke-26, Kota Depok! Mari terus membangun Depok yang lebih adil, menghargai perbedaan, dan memelihara sejarahnya dengan penuh kebijaksanaan.

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

Berita terkait
Related

Menguak Sejarah Kota Depok: 5 Bangunan Bersejarah, Satu di Tanah Sengketa!

DEPOK | Pikiranrakyat.org – Kota Depok yang terletak di...

Kadishub Jakarta Dinilai Lemah Tindak Pungli di Sudinhub Jakarta Pusat

JAKARTA | Pikiranrakyat.org -  Sorotan tajam terhadap praktik pungutan...

Depok | Pikiranrakyat.org - Kondisi kumuh akibat tumpukan sampah...

Ketua Fraksi PKB di Paripurna HUT Depok ke-26, Siswanto: Dorong Akselerasi Program dan Reformasi Pengelolaan Sampah

DEPOK | Pikiranrakyat.org - Momentum Rapat Paripurna DPRD Kota...