MALUKU | Pikiranrakyat.org – Di tengah gegap gempita pembangunan yang kerap didengungkan pemerintah, ada satu fakta pahit yang seolah dibiarkan membusuk dalam sunyi: warga Desa Persiapan Silewa, Kecamatan Fena Leisela, Kabupaten Buru, hidup tanpa akses kesehatan yang layak. Di desa yang tersembunyi jauh di pedalaman Pulau Buru ini, pelayanan kesehatan bukan sekadar terbatas, tapi nyaris tak ada.
Mengalami fakta pahit, Ironis dan tragis, hal tersebut dirasakan Ketua adat Desa Persiapan Silewa yang menjadi bagian dari wilayah administratif Republik Indonesia ini. Ia mengungkapkan tak memiliki satu pun fasilitas kesehatan permanen di Desa, Puskesmas tak ada, petugas kesehatan hanya datang sesekali, dua kali dalam sebulan, itupun jika cuaca dan akses memungkinkan. Ateng juga menjelaskan, sementara warga harus bertaruh nyawa setiap kali sakit datang menghampiri.
โKalau ada yang sakit, kami hanya bisa panik dan berharap semoga bisa sembuh sendiri. Tidak ada tempat berobat, tidak ada petugas medis yang tinggal di sini. Seolah-olah kami tidak dianggap sebagai warga negara,โ ungkap Ateng Nacikit, tokoh adat setempat, kepada wartawan Pikiranrakyat.org, Senin (19/5/2025).
Lebih menyakitkan lagi, untuk mencapai rumah sakit terdekat di Namlea, warga harus menempuh perjalanan jauh dengan kondisi jalan yang rusak parah dan biaya transportasi yang sangat mahal. Sebagian besar warga terpaksa menyerah sebelum berangkat bukan karena keinginan, tetapi karena kantong tak mampu menanggung beban.
โKalau punya uang, mungkin bisa berobat. Tapi bagaimana dengan yang tidak? Kami hanya bisa pasrah. Pemerintah seperti tutup mata dan telinga. Seolah desa ini tak pernah masuk peta pembangunan,โ tambah Ateng dengan nada kecewa.
Mengenai kondisi ini bukan baru terjadi kemarin sore. Bertahun-tahun warga Desa Persiapan Silewa hidup dalam keterasingan dari layanan dasar negara. Padahal konstitusi menjamin hak setiap warga untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Tapi di sini, yang dijamin justru kesengsaraan yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Ateng mendesak Pemerintah Kabupaten Buru dan Pemerintah Provinsi Maluku untuk tidak lagi bermain sandiwara dalam urusan pembangunan. โKami tidak butuh janji, kami butuh bukti. Hadirkan negara di desa ini! Bangun Puskesmas, tempatkan tenaga medis, dan buat kami merasa sebagai bagian dari Indonesia,โ tegasnya.
Potret memilukan dari Desa Persiapan Silewa adalah cermin retak dari wajah pembangunan yang timpang. Jika pemerintah terus abai, maka yang tersisa hanyalah penderitaan sunyi yang tak akan pernah sampai ke meja kekuasaan. (ET)