JAKARTA | Pikiranrakyat.org – Kekerasan terhadap jurnalis kembali mencoreng wajah demokrasi. Dua anggota Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia, yakni Irwan Fauzi dan Zaky, menjadi korban pengeroyokan brutal oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai anggota ormas Al Jabar dan XTC di Terminal Paniis, Mandirancan, Kuningan, Jawa Barat, Kamis (5/6/2025) malam. Ironisnya, hingga berita ini diturunkan, Polres Kuningan belum memberikan tanggapan resmi apapun terkait insiden berdarah tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum FWJ Indonesia, Mustofa Hadi Karya alias Opan, mengecam keras kejadian ini. Ia menegaskan bahwa tindakan pengeroyokan terhadap dua jurnalis tersebut bukan hanya serangan fisik, tetapi juga serangan terhadap kebebasan pers dan hukum.
โLuka-luka yang dialami korban cukup serius. Zaky mengalami trauma hebat di kepala akibat pukulan benda tumpul dan kini menjalani perawatan intensif di RS Ciremai, Cirebon. Polisi tidak bisa tinggal diam. Para pelaku sudah teridentifikasi, ada nama dan alamatnya. Tindakan tegas harus segera diambil!โ tegas Opan dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (7/6/2025).
Insiden ini, menurut Opan, bermula dari dendam pribadi antara korban Zaky dengan seorang pria bernama Hadi alias Kokong. Zaky, yang dikenal aktif membantu warga Paniis dalam upaya pemberantasan peredaran obat-obatan terlarang, disebut pernah membongkar aktivitas ilegal Kokong. Hal ini membuat usaha Kokong mandek total.
Mengenai pembongkaran peredaran obat ilegal oleh wartawan, Kokong tak terima bersama sekitar 15 orang yang mengklaim dari ormas Al Jabar dan XTC, kembali ke lokasi dan langsung melancarkan serangan membabi buta. Zaky dihajar hingga tak berdaya. Irwan Fauzi, yang mencoba melerai, malah ikut menjadi sasaran amukan. Ia digebuki dengan benda tumpul, ditendang, dan dipukul hingga berlumuran darah.
Aksi brutal pengeroyokan, FWJ Indonesia telah melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian dan mendesak agar Pasal 170 ayat (2) KUHP Pidana diterapkan, yang mengatur hukuman penjara hingga sembilan tahun bagi pelaku pengeroyokan yang menyebabkan luka berat. Namun, respons aparat penegak hukum justru mengecewakan.
โKami menunggu sikap tegas dari Polres Kuningan dan Polda Jawa Barat. Tetapi sampai saat ini, belum ada tanggapan, apalagi tindakan nyata. Ini sangat mencederai keadilan dan memperlihatkan ketidakseriusan dalam menindak kejahatan terhadap insan pers,โ ujar Opan.
Ia menegaskan, DPP FWJ Indonesia tidak akan tinggal diam dan akan mengawal kasus ini sampai para pelaku diproses secara hukum.
โKami tidak hanya bicara soal kekerasan fisik. Ini soal marwah jurnalis dan wibawa hukum di negeri ini. Bila dibiarkan, kekerasan terhadap wartawan akan terus berulang, dan aparat menjadi bagian dari pembiaran itu,โ tutupnya.
Sementara itu, pihak Polres Kuningan maupun Polda Jawa Barat belum memberikan pernyataan resmi, meskipun laporan dan desakan telah disampaikan. Publik kini menanti: apakah hukum akan ditegakkan atau justru kembali dikalahkan oleh kekuasaan jalanan?. (red)
