Depok | pikiranrakyat.org – Orang yang menderita kesulitan bernapas akibat asma atau penyakit paru-paru lainnya sering kali disarankan oleh dokter untuk mengonsumsi obat aminophylline. Namun, perlu diingat bahwa obat ini hanya boleh digunakan atas resep dokter dan tidak disarankan untuk dibeli di apotek tanpa pengawasan medis. Dosis obat ini harus disesuaikan dengan kondisi tubuh setiap individu.
Aminophylline adalah obat yang digunakan untuk mengatasi sesak napas dan kesulitan bernapas yang parah pada penderita penyakit paru-paru, asma, dan bronkitis. Obat ini hanya bisa dikonsumsi dengan resep dokter, dan tersedia dalam bentuk tablet dan suntikan.
Cara kerja aminophylline sangat beragam, antara lain melemaskan otot di paru-paru sehingga memungkinkan masuknya lebih banyak udara, mengurangi sensitivitas paru-paru terhadap zat-zat yang menyebabkan peradangan, serta meningkatkan fungsi diafragma untuk menghisap lebih banyak udara ke dalam paru-paru.
Pada bentuk tablet, dosis aminophylline untuk dewasa biasanya berkisar antara 225 hingga 450 mg, yang diberikan dua kali sehari. Dosis awal biasanya lebih rendah dan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan secara bertahap. Sedangkan untuk anak-anak di atas usia 6 tahun, dosis yang diberikan adalah sekitar 10 mg, dua kali sehari. Namun, pada kasus asma kronis, dosisnya dapat meningkat menjadi 11 hingga 18 mg, dua kali sehari.
Sementara itu, aminophylline dalam bentuk suntikan diberikan kepada orang dewasa yang tidak mengonsumsi obat ini dalam dosis sekitar 5 mg atau 250 hingga 500 mg. Pemberian obat ini dilakukan melalui infus selama 20-30 menit. Bagi orang dewasa yang sudah mengonsumsi obat aminophylline dalam bentuk tablet, pemberian suntikan dilakukan setelah pemeriksaan kadar teofilin dalam darah. Dalam kondisi tertentu, suntikan dapat diberikan dalam dosis sekitar 0,5 mg.
Anak-anak yang berusia antara 6 bulan hingga 9 bulan diberikan dosis awal yang sama dengan dosis dewasa, sementara dosis perawatan adalah sekitar 1 mg per jam. Sedangkan anak-anak yang berusia 10 hingga 16 tahun diberikan dosis awal yang sama dengan dosis dewasa, dengan dosis perawatan sekitar 0,8 mg per jam.
Aminophylline merupakan obat kombinasi antara teofilin dan etilendiamin dengan perbandingan dua banding satu. Obat ini juga dapat digunakan sebagai tambahan bagi agonis beta-2 selektif inhalasi dan kortikosteroid sistemik dalam mengobati gejala eksaserbasi akut yang terkait dengan asma dan penyakit kronis lainnya.
Penting untuk tidak menggunakan aminophylline bersamaan dengan obat lain tanpa rekomendasi dokter, karena hal tersebut dapat mengurangi efektivitas obat, meningkatkan kadar aminofilin dalam darah, dan meningkatkan risiko efek samping yang tidak diinginkan. Penggunaan aminophylline bersamaan dengan obat bius ketamin juga dapat meningkatkan risiko kejang. Oleh karena itu, obat ini hanya boleh dikonsumsi sesuai anjuran dokter.
Sebelum mengonsumsi aminophylline, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar dosis yang diberikan sesuai dengan kondisi tubuh kita dan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Jika dalam beberapa minggu terakhir Anda mengalami masalah kesehatan seperti demam tinggi, mulai merokok kembali, mulai mengonsumsi obat lain, atau mengubah pola makan, maka perlu dilakukan pemeriksaan dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat.
Selain itu, aminophylline juga dapat meningkatkan efek stimulan pada sistem saraf pusat, terutama jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan atau minuman yang mengandung kafein. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari mengonsumsi makanan atau minuman dalam jumlah besar saat menggunakan obat ini. Selain itu, jangan mengonsumsi obat lain kecuali setelah berkonsultasi dengan dokter.
Seperti halnya obat-obatan lainnya, aminophylline juga memiliki beberapa efek samping. Beberapa efek samping umum yang dapat terjadi meliputi mual, muntah, sakit kepala, insomnia, kegelisahan, peningkatan volume urine, peningkatan sekresi asam lambung, dan refluks gastroesofagus.
Apabila kadar teofilin dalam darah melebihi 20 mcg/mL, kemungkinan terjadinya efek samping akan meningkat, antara lain muntah berkepanjangan, aritmia jantung seperti takikardia atrium multifokal, kejang yang sulit disembuhkan, detak jantung yang cepat, lambat, atau tidak teratur, serta reaksi alergi pada kulit. Peningkatan kadar enzim hati juga dapat terjadi.
Adapun efek samping yang lebih serius yang perlu diwaspadai meliputi gejala yang berkaitan dengan detak jantung yang tidak teratur seperti pusing, sesak nafas, dan nyeri dada, gejala yang berkaitan dengan kejang seperti kekakuan otot, berkedut, dan kesulitan berbicara, serta reaksi alergi seperti gatal-gatal, ruam kulit, sesak napas, wajah bengkak, dan melepuh.
Dalam kesimpulan, aminophylline merupakan obat yang penting untuk mengatasi masalah pernapasan pada penderita penyakit paru-paru dan asma. Meskipun efektif, penggunaannya harus disesuaikan dengan dosis yang tepat sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing individu. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini dan mematuhi petunjuk penggunaan yang diberikan oleh tenaga medis. (In)