New York | pikiranrakyat.org – Otoritas Inggris baru-baru ini mengungkapkan informasi yang mengindikasikan bahwa militer Rusia dapat menggunakan kapal-kapal sipil di perairan Laut Hitam sebagai target serangan. Peringatan ini muncul setelah rentetan serangan oleh militer Moskow terhadap fasilitas biji-bijian di wilayah Ukraina yang dekat dengan Laut Hitam. Reuters melaporkan bahwa Duta Besar Inggris untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Barbara Woodward, menyampaikan informasi ini kepada wartawan pada Selasa (25/7) waktu setempat. Selain itu, Perdana Menteri Rishi Sunak juga telah berbicara mengenai isu ini dalam percakapan teleponnya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dalam informasi tersebut, juga diungkapkan bahwa Rusia telah memasang ranjau laut tambahan di dekat pelabuhan Ukraina. Ancaman ini menimbulkan keprihatinan serius karena kapal-kapal sipil yang tidak berhubungan dengan konflik dapat menjadi korban serangan yang tidak adil.
Peringatan serupa sebelumnya telah dikeluarkan oleh Amerika Serikat (AS), yang juga menyampaikan kekhawatiran tentang potensi serangan Rusia terhadap kapal sipil dan pemasangan ranjau laut oleh Moskow. Bahkan, Inggris setuju dengan penilaian AS bahwa ancaman ini dapat digunakan sebagai upaya untuk menyalahkan Ukraina atas setiap serangan yang terjadi di Laut Hitam.
Krisis ini berasal dari keputusan Rusia untuk menarik diri dari kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian produksi Ukraina melalui Laut Hitam secara aman. Rusia menegaskan bahwa tuntutan untuk meningkatkan ekspor pangan dan pupuk mereka sendiri, yang tidak dikenai sanksi oleh Barat, belum terpenuhi. Namun, tindakan Rusia ini telah menyebabkan serangan terhadap pelabuhan-pelabuhan di tepi Laut Hitam dan Sungai Danube yang merupakan pangkalan ekspor makanan Ukraina. Dampak dari serangan ini berpotensi menciptakan lonjakan tajam dalam harga gandum dan jagung di pasar global.
PBB telah mengeluarkan peringatan atas situasi ini dan menyatakan bahwa mereka yang paling rentan akan merasakan kerugian paling tinggi. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran atas eskalasi konflik dan dampak kemanusiaan yang lebih luas.
Hingga saat ini, misi diplomatik Rusia untuk PBB di New York belum memberikan tanggapan resmi atas peringatan yang dikeluarkan oleh Inggris dan AS.
Dalam menghadapi ancaman ini, penting bagi komunitas internasional untuk bekerja sama dalam mencari solusi damai dan mencegah lebih banyak eskalasi konflik. Diplomasi harus diutamakan, dan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik harus mempertimbangkan dampak kemanusiaan dari tindakan mereka. Keamanan kapal-kapal sipil dan perlindungan wilayah perairan yang netral harus diutamakan untuk mencegah kemungkinan tragedi lebih lanjut. (In)