DEPOK | Pikiranrakyat.org – Ketua Bidang Hukum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Depok, Andi Tatang Supriyadi, mengapresiasi langkah SMK Islamiyah Serua, Bojongsari kota Depok, dalam menyikapi pembatalan kegiatan study tour dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi. Meski berisiko mengalami kerugian finansial, sekolah tersebut memilih untuk mengembalikan seluruh dana study tour kepada peserta tanpa pemotongan.
“Dari hasil pemantauan langsung di lapangan, kami menyaksikan sendiri bahwa proses pengembalian dana berjalan dengan tertib, transparan, dan sesuai harapan wali murid. Ini adalah bentuk komitmen pendidikan yang layak diapresiasi,” ungkap Andi Tatang, dilansir i-news, saat ditemui usai proses distribusi dana, Selasa, (3/6/2025).
Apresiasi yang diutarakan selaku Ketua bidang hukum MKKS, Andi Tatang, menerangkan, kegiatan study tour yang sebelumnya direncanakan oleh pihak sekolah akhirnya dibatalkan seiring dengan instruksi larangan dari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terhadap seluruh kegiatan wisata pendidikan untuk sementara waktu. Instruksi ini diterbitkan demi keselamatan dan kenyamanan peserta didik.
Mengenai pembatalan study tour, merupakan buntut dari sempat beredar informasi melalui media sosial yang menyebutkan bahwa pengembalian dana hanya akan dilakukan dengan potongan 30 persen karena sudah adanya pembayaran uang muka ke pihak travel. Namun informasi ini segera diluruskan oleh pihak sekolah, yang memutuskan menanggung potensi kerugian tersebut secara mandiri.
Menurut Andi Tatang, keputusan sekolah untuk tidak membebani orang tua siswa dengan potongan biaya adalah wujud nyata dari kepemimpinan yang bertanggung jawab dan pro terhadap kepentingan siswa.
“Langkah ini menunjukkan bahwa sekolah tidak hanya fokus pada program, tapi juga pada etika dan tanggung jawab sosial. Menanggung risiko 30 persen dari dana yang sudah dibayarkan ke pihak travel bukanlah keputusan mudah,” lanjutnya.
Ia juga memastikan bahwa seluruh dana yang telah disetorkan oleh siswa berjumlah kurang lebih 168 peserta dari enam kelas telah dikembalikan 100 persen kepada wali murid.
“Ini menjadi contoh baik bagi sekolah-sekolah lain dalam menghadapi dinamika kebijakan pendidikan yang sering kali berubah secara mendadak. Kolaborasi antara pihak sekolah, komite, dan yayasan dalam pengambilan keputusan juga patut diteladani,” tegasnya.
Hal senada mengenai pembatalan study tour dijelaskan oleh Kepala sekolah SMA Islamiyah, Nursalim, ia menyebut keputusan sekolah untuk menyerahkan sepenuhnya pelaksanaan kegiatan perpisahan kepada orang tua dan siswa juga dinilai sebagai langkah bijak dan demokratis.
“Dari hasil rapat yang kami laksanakan sebelumnya bersama komite, panitia dan Yayasan, kami putuskan untuk mengembalikan biaya study tour 100% tanpa ada potongan,” tandas Nursalim, saat penyampaian di forum.
Respons positif pun datang dari kalangan wali murid yang merasa lega dan bersyukur atas transparansi serta kecepatan sekolah dalam menangani persoalan ini.
Dengan keteladanan yang ditunjukkan SMK Islamiyah Serua, Andi Tatang berharap agar praktik serupa bisa menjadi standar baru dalam tata kelola pendidikan di Kota Depok, khususnya saat menghadapi situasi krisis atau kebijakan darurat. (RN)
