Bogor | pikiranrakyat.org – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia, Letjen TNI Suharyanto datangi lokasi longsor dan posko pengungsian di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Rabu (15/3/2023) malam.
Kedatangan eks Pangdam Brawijaya itu didampingi Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim. Selain melihat lokasi longsoran dari atas rel kereta api Bogor – Sukabumi, Suharyanto juga menengok para pengungsi di aula SMP Negeri 9 Bogor.
“Arahan dari bapak Presiden Joko Widodo, setiap ada bencana daerah sudah menerapkan status tanggap darurat, BNPB langsung turun ke lapangan. Sekarang kami di Bogor Selatan. Tadi malam jam 23.00 WIB terjadi longsor di sini dan ada korban. Bahkan ada empat orang yang masih dalam pencarian,” kata Suharyanto pada awak media usai simbolis penyerahan bantuan kepada para pengungsi.
Sambung Suharyanto, langkah yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah lewat koordinasi singkat di lokasi, yakni akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan korban yang hilang sampai ditemukan.”Kemudian ada pengungsi, di tempat pengungsian kita lihat ada beberapa keluarga. Dari keterangan Pak Camat sekitar 80-100 kepala keluarga, ini pun kita jamin kebutuhan dasar hidupnya selama di pengungsian. Tempatnya cukup representatif,” ungkapnya.
Namun demikian, Suharyanto mengaku ada beberapa opsi dalam skema pengungsian. Jika tak tersedia tenda, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan menyiapkan hunian susun. Dari pemerintah pusat sendiri, dalam hal ini BNPB, juga akan memberikan dana kontrak perbulan.”Kami sudah sepakat dengan Pak Wakil Wali Kota Bogor, bahwa untuk solusi jangka menengah dan panjang, masyarakat yang ada di daerah bencana, di daerah longsor yang sudah tidak layak, itu akan direlokasi.
Untuk sementara ada 18 KK di situ, dan beberapa KK di tempat longsor sebelumnya belum direlokasi. Ini pun akan direlokasi di daerah Pamoyanan,” sahutnya.
Saat ini, rencana itu masih dalam proses perencanaan dan persiapan. Begitu lahan siap, kemudian BNPB bekerjasama dengan PUPR akan membangun rumah relokasi tersebut, untuk satu keluarga satu rumah.”Masa tanggap darurat ini selama dua minggu, ditetapkan oleh Kota Bogor. BNPB membantu dana operasional dan logistik langsung. Sehingga proses pencarian yang masih tertimbun, termasuk pengurusan pengungsi, evakuasi, segala macam selama tanggap darurat dua minggu ini ditanggung oleh pemerintah pusat melalui BNPB,” jelasnya.
Sementara itu, Dedie A. Rachim, Wakil Wali Kota Bogor, telah memberikan informasi terbaru tentang korban longsor di Kelurahan Empang. Pada Rabu malam, tercatat lima orang korban selamat yang saat ini dirawat di RS.PMI Bogor, di mana tiga dari mereka sudah mendapatkan ruang rawat inap.
Menurut Dedie, kebanyakan korban mengalami trauma psikis karena mereka kehilangan anak-anak mereka, dan semuanya adalah keluarga bersaudara. Salah satunya adalah suami dari keluarga yang masih mencari anaknya yang belum ditemukan. Pihak berwenang berharap untuk melanjutkan pencarian pada hari berikutnya dengan kondisi cuaca yang lebih cerah, sehingga penangkapan dan pencarian korban dapat dilakukan semaksimal mungkin dan empat korban lainnya dapat ditemukan.
Dedie menegaskan bahwa perawatan korban harus dipastikan terpenuhi oleh pemerintah. “Semoga semua korban segera pulih dan semoga tidak ada lagi bencana seperti ini yang terjadi di masa depan,” ujarnya. (AZ)