pikiranrakyat.org – Pergerakan pasar aset kripto masih menunjukkan ketidakberdayaan setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve (the Fed), baru-baru ini menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Meskipun kenaikan ini telah diprediksi oleh banyak analis, namun belum cukup mampu menggerakkan pasar kripto ke arah yang positif.
Fyqieh Fachrur, seorang trader Tokocrypto, mengungkapkan bahwa salah satu alasan lesunya pasar kripto adalah karena adanya sentimen negatif yang ditimbulkan oleh pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell. Powell menyatakan bahwa kemungkinan suku bunga akan dinaikkan lebih lanjut di masa mendatang, yang menyebabkan ketidakpastian global bagi investor dan trader kripto. Karena ketidakjelasan kebijakan The Fed ke depan, para pelaku pasar kripto merasa perlu untuk menunggu dan mempertimbangkan rilis data ekonomi AS terbaru sebelum membuat keputusan investasi.
Inflasi di AS juga masih tetap tinggi, berada di atas target The Fed yang sebesar 2 persen. Fakta ini menambah kekhawatiran para pelaku pasar terhadap kemungkinan tindakan lebih lanjut dari The Fed pada pertemuan selanjutnya, yang dijadwalkan akan berlangsung pada 19-20 September 2023.
Sebelum pertemuan tersebut, The Fed akan mempertimbangkan data-data pendukung lainnya, termasuk dua kali inflasi dan data pengangguran pada bulan Juli dan Agustus. Data ini diperkirakan akan memiliki dampak signifikan terhadap suasana hati investor kripto ke depan.
Fyqieh juga memberikan prediksi terkait harga Bitcoin. Menurutnya, pada bulan Juli, harga Bitcoin kemungkinan akan berakhir dengan tren negatif, kecuali mampu bertahan di atas level USD 30.400 atau setara dengan Rp 459,2 juta (dengan asumsi kurs Rp 15.107 per dolar AS) hingga tanggal 31 Juli 2023.
Selama tiga tahun terakhir, yaitu pada tahun 2020, 2021, dan 2022, Bitcoin telah mengalami tren bullish pada bulan Juli. Namun, pada tahun ini, prediksinya adalah Bitcoin akan mengalami koreksi harga yang menurun.
Penting untuk dicatat bahwa pada kuartal pertama tahun ini, Bitcoin mencatatkan kenaikan sebesar 71,77 persen, sedangkan pada kuartal kedua kenaikan sebesar 7,19 persen. Namun, pada kuartal ke-3, prediksi mengindikasikan bahwa Bitcoin akan mengalami pelemahan harga.
Maka dari itu, para pelaku pasar kripto dan investor harus tetap berhati-hati dan memantau perkembangan selanjutnya seiring dengan data ekonomi AS yang akan dirilis, serta kebijakan The Fed di masa mendatang. Prediksi harga Bitcoin juga perlu dipertimbangkan dengan cermat untuk membuat keputusan investasi yang bijaksana. Pasar kripto selalu berfluktuasi, dan kehati-hatian adalah kuncinya dalam menghadapi perubahan pasar yang potensial. (In)