Jendela informasi
Rakyat

Topik Populer

Jendela informasi
Rakyat

Topik Populer

back to top
🌙 🕌 𝗧𝗮𝗾𝗮𝗯𝗯𝗮𝗹𝗮𝗹𝗹𝗮𝗵𝘂 𝗠𝗶𝗻𝗻𝗮 𝗪𝗮 𝗠𝗶𝗻𝗸𝘂𝗺 🕌 🌙 — Selamat Hari Raya 𝗜𝗱𝘂𝗹 𝗙𝗶𝘁𝗿𝗶 𝟭𝟰𝟰𝟲 𝗛 ✨ 🙏 Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan melimpahkan rahmat serta keberkahan bagi kita semua. 🤲 𝗠𝗼𝗵𝗼𝗻 𝗠𝗮𝗮𝗳 𝗟𝗮𝗵𝗶𝗿 𝗱𝗮𝗻 𝗕𝗮𝘁𝗶𝗻.

Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute Sebut, Perbaikan Sistem Pengelolaan Dana Pensiun Adalah Panggilan untuk Pembubaran BUMN Tanpa Kompetensi

Date:

Jakarta | pikiranrakyat.org – Achmad Yunus, Direktur Eksekutif Sinergi BUMN Institute, menanggapi indikasi korupsi di empat Dana Pensiun (Dapen) selain PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo. Ia menyarankan agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak memiliki kompetensi mengelola dana pensiun dibubarkan.

“Sebab tidak semua BUMN memiliki kompetensi bisnis dalam mengelola dapen, sehingga dapen yang ada cenderung dikelola sekenanya”, terangnya, Senin 12/6/2023.

Setelah dibubarkan, Achmad menyatakan agar dana pensiun dialihkan ke Badan Usaha Milik Negara yang sudah ada yang mengelola dana pensiun. Saat ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara sedang menyelidiki keempat dana pensiun tersebut. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara II Kartika Wirjoatmodjo sebelumnya mengatakan ada 22 dana pensiun dengan rasio kecukupan dana (RKD) di bawah 100 persen.

Di antara seluruh dana pensiun, Kartika menyebut ada 16 dana pensiun dengan hasil investasi di bawah 6 persen, bahkan ada yang di bawah 1 hingga 2 persen, seperti Pelindo. Dia menilai angka 2 persen itu tidak masuk akal, dan pasti ada yang tidak beres.

Situasi ini juga menjadi perhatian Bhima Yudhistira, Direktur Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (Celios). Dia tidak mengerti bagaimana instrumen investasi hanya bisa menghasilkan imbal hasil kurang dari 2 persen.

Padahal, menurut dia, dana pensiun tidak perlu bersusah payah memilih produk investasi. Dia mencontohkan, dana pensiun bisa dengan mudah menginvestasikan dananya di surat utang negara (SBN) yang secara otomatis memberikan imbal hasil di atas 6 persen.

Di sisi lain, Bhima menegaskan obligasi pemerintah merupakan instrumen investasi yang sangat aman. “Ada dana pensiun yang terlibat saham spekulatif dan perlu dilacak karena skemanya mirip dengan kasus Asabri dan Jiwasraya,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 6 Juni 2023.

Dia kemudian mendesak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaudit pengelola dana pensiun yang tidak amanah. Pemeriksaan yang dia usulkan harus mencakup pemeriksaan apakah ada manipulasi dengan manajer investasi atau perusahaan yang sahamnya dimiliki dana pensiun itu bermasalah.

Menyikapi hal tersebut, OJK menyatakan akan terus mendorong penguatan tata kelola dan manajemen risiko dana pensiun agar lebih baik dan prudent. OJK juga mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk memastikan kebutuhan dana menutupi defisit tersebut.

“Namun demikian saat ini OJK masih menunggu hasil assesment dari tim Kementerian BUMN”, ucap Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Ogi Prastomiyono usai Rapat Dewan Komisioner secara virtual, Selasa, 6/6/2023.(Arf)

Share post:

Subscribe

spot_img

Popular

Berita terkait
Related

Menguak Sejarah Kota Depok: 5 Bangunan Bersejarah, Satu di Tanah Sengketa!

DEPOK | Pikiranrakyat.org – Kota Depok yang terletak di...

Kadishub Jakarta Dinilai Lemah Tindak Pungli di Sudinhub Jakarta Pusat

JAKARTA | Pikiranrakyat.org -  Sorotan tajam terhadap praktik pungutan...

Warga Depok Wajib Tahu! Ada Sejarah Kelam di Balik Kota Depok, Begini Kisahnya!

DEPOK | Pikiranrakyat.org – Di balik kemegahan Kota Depok...

Depok | Pikiranrakyat.org - Kondisi kumuh akibat tumpukan sampah...