Jakarta | pikiranrakyat.org – Haedar Nashir, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengangkat isu tewasnya ratusan pengurus Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang terjadi pada Pemilu 2019. Hal itu disampaikannya saat bertemu dengan Rahmat Bagja, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu RI) di Kantor Pusat Muhammadiyah di Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (5/4/2023).
Haedar mengatakan, untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, Muhammadiyah menawarkan kerjasama dengan tenaga medis di rumah sakit masing-masing.
“Muhammadiyah menawarkan, misalnya ada kejadian rekan sekerja kita meninggal dunia pada (pemilu) lalu, maka Muhammadiyah bisa bekerja sama dengan dokter dan rumah sakit untuk menjaga kesehatan para pejabat”, Haedar.
“Ini bukan hanya tanggung jawab Bawaslu tapi juga tanggung jawab KPU dan pemerintah”, imbuhnya.
Dalam pertemuan singkat itu, Haedar juga membahas pentingnya memastikan pemilu 2024 berjalan lancar secara keseluruhan. Dalam diskusi tersebut, ia mengungkapkan bahwa Bawaslu berharap agar Muhammadiyah sebagai ormas di Indonesia dapat ikut memantau proses pemilu.
“Bawaslu memohon, dan berharap agar Muhammadiyah dapat bekerjasama dengan Bawaslu dalam mencegah terjadinya pelanggaran selama proses pemilu, agar tidak terjadi pelanggaran”, terang Haedar.
Di tempat yang sama, Bagja menyatakan meminta Muhammadiyah berperan besar dalam mensosialisasikan tahapan pilkada kepada masyarakat, khususnya warga Muhammadiyah.
“Komunikasi, silaturahmi, dan kerjasama antara Bawaslu dan Muhammadiyah untuk mengawal seluruh tahapan pemilu dan juga membantu penyelenggaraan Pemilu di Indonesia”, ucap Bagja.
“Kami berharap Muhammadiyah dapat mensosialisasikan tahapan Pemilu yang sedang berlangsung, khususnya kepada warga Muhammadiyah baik di perkotaan maupun di pedesaan serta lembaga pendidikan Muhammadiyah”, imbuhnya.(Arf)