Jakarta | pikiranrakyat.org – Evita Nursanty, anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mempertanyakan urgensi keinginan PT KAI mengimpor kereta bekas dari Jepang. Dia berpendapat, kericuhan penumpang KRL hanya terjadi pada momen Lebaran dan Tahun Baru. Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI, Bambang Wuryanto (Bambang Pacul), mengatakan, anggota DPR memiliki hak kekebalan atas pendapatnya yang disampaikan dalam sidang.
“Pendapat anggota DPR di sidang, kalau salah tetap punya hak imunitas, jelas?” ujar Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul kepada wartawan di Kompleks Senayan, Selasa (28/3/2023).
Bambang Pacul mengatakan, pendapat tersebut akan dikoreksi jika ditemukan kesalahan. “Jadi kalau ada kesalahan nanti diperbaiki. Lain kali lebih baik belajar lagi,” kata Pacul sambil tertawa kecil.
Sebelumnya, Evita Nursanty mempertanyakan urgensi keinginan PT KAI mengimpor kereta api bekas dari Jepang. Evita mempertanyakan kekacauan atau kekacauan yang akan terjadi jika impor tidak dilakukan.
“Apakah kita dalam kekacauan sekarang? Jika kita tidak mengimpor barang ini, apakah kita dalam kekacauan?” ujar Evita saat rapat dengar pendapat dengan PT KAI, Senin (27/3).
Menurut Evita, kondisi semrawut penumpang kereta api hanya terjadi pada momen-momen tertentu, seperti momen lebaran dan tahun baru. Dia berpendapat bahwa tidak ada kekacauan saat ini.
“Kami biasanya mengalami kisruh saat Tahun Baru dan Idul Fitri, tapi saat-saat itu sudah berlalu. Apakah mendesak mengimpor kereta ini? Apakah akan ricuh jika kita tidak mengimpornya? Itu pertanyaan saya,” katanya.(Rz)