Mandailing Natal | pikiranrakyat.org -Bertempat di Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Mandailing Natal, Satuan Mahasiswa Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (Satma Ampi), bersama Ampi Kecamatan Panyabungan, melakukan aksi unjuk rasa terkait dugaan korupsi yang dilakukan segelintir oknum yang mengelola anggaran Dana Program Integrasi Sosial Ekonomi Wilayah (Pisew) 2021 di Kabupaten Mandailing Natal.
Para pendemo meminta pertanggung jawaban pengelolaan anggaran Pisew 2021 kepada Armada ST, selaku Ketua Tim Pelaksana Kabupaten (TPK) dan Pengarah Kabupaten Mandailing Natal, untuk mempertanggung jawabkan Dana sebesar Rp. 4,8 Milyar, di 8 Desa dengan masing-masing anggaran sebesar Rp. 600 juta.
Dengan berpakaian loreng Ampi mereka menuntut pelaku dan aktor dibalik berjalannya Pisew di Madina yang diduga pengerjaannya asal-asalan, karena diduga sudah menjadi ladang KKN dalam menjalankan proyek tersebut.
Ketua Satma Ampi, Muhammad Ludfi Nasution dalam orasinya mengatakan, banyak temuan dilapangan yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang jauh dari kata standard dan layak.
“Di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Panyabungan Timur, ditemukan banyak bangunan Rabat Beton dan tidak berpondasi diduga kuat Ketua Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) nya turut bermain dalam mengelola anggaran”, ujarnya, Selasa 1/3/2022.
“Kemudian di Desa Roburan Lombang, Kecamatan Panyabungan Selatan, ditemukan lantai cor hanya 1 – 5 cm, tidak memiliki pondasi, dan campuran semen tidak sesuai standard, terbukti dengan hanya kepalan tangan saja bangunan cornya mudah hancur dan rapuh”, pungkasnya.
Ketua TPK yang diminta untuk menjawab semua tuntutan pendemo tidak sedang berada di kantor. Namun, Kadis Perkim Nasir Nasution akan memanggil para oknum yang terlibat dalam proyek Pisew 2021 di Madina tersebut untuk dimintai keterangan.(Rudy.S)