Depok | pikiranrakyat.org – Paparan aerosol rokok listrik telah menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah kasus-kasus EVALI (e-cigarette or vaping product use associated lung injury) muncul di Amerika Serikat pada tahun 2019. EVALI adalah kondisi peradangan serius yang merusak paru-paru dan dapat berakibat fatal. Kasus EVALI pertama kali dilaporkan pada akhir tahun 2019, dan sejak itu, jumlah kasus terus meningkat.
Menurut Dr. Dimas Dwi Saputro, seorang ahli respirologi dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), EVALI terjadi pada orang yang telah menggunakan produk rokok elektrik atau vape hingga 90 hari sebelum gejala muncul. EVALI dapat berkembang secara tiba-tiba dan hanya berlangsung sebentar (akut) atau berkembang secara bertahap dan terus-menerus dalam jangka waktu yang lebih lama (subakut).
Gejala EVALI dapat bervariasi dan mirip dengan gejala penyakit paru lainnya, sehingga diagnosis dapat menjadi tantangan. Beberapa pasien melaporkan bahwa gejala mereka berkembang selama beberapa hari, sementara yang lain melaporkan bahwa gejala mereka berkembang selama beberapa minggu. Gejala EVALI meliputi sesak napas, nyeri dada, batuk, demam, kelelahan, mual, muntah, dan penurunan berat badan yang tidak dijelaskan.
Meskipun para ahli kesehatan belum sepenuhnya memahami mekanisme pasti EVALI, ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebabnya. Rokok elektrik atau vape telah diidentifikasi sebagai penyebab EVALI, tetapi tidak diketahui komponen yang secara langsung menyebabkan peradangan paru-paru. Namun, ditemukan adanya kemungkinan hubungan antara EVALI dengan vitamin E asetat yang ditemukan dalam cairan rokok elektrik. Vitamin E asetat adalah bentuk sintetik dari vitamin E yang aman jika ditelan atau dioleskan ke kulit, tetapi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru jika dihirup sebagai uap.
Penelitian menunjukkan bahwa sejumlah besar sampel cairan bilas bronkus alveolar (BAL) dari pasien EVALI mengandung 100 persen vitamin E asetat, 82 persen THC (tetrahidrokanabinol), dan 62 persen nikotin. Biasanya, rokok elektrik mengandung campuran vitamin E asetat dan THC, bahan kimia utama dalam ganja yang menyebabkan efek psikoaktif.
EVALI bukan hanya masalah yang hanya dialami oleh orang dewasa. Dr. Dimas mencatat bahwa remaja bahkan usia 13 tahun juga berisiko mengalami EVALI, terlepas dari apakah rokok elektrik mengandung ganja atau hanya nikotin. Oleh karena itu, ia menyarankan kepada semua remaja dan orang dewasa untuk tidak mencoba menggunakan rokok elektrik, terutama jika mereka sebelumnya tidak pernah menggunakan produk tembakau.
Dalam kesimpulan, paparan aerosol rokok listrik dapat menyebabkan EVALI, kondisi peradangan serius yang merusak paru-paru. Gejala EVALI dapat bervariasi dan mirip dengan gejala penyakit paru lainnya, sehingga diagnosisnya dapat sulit. Rokok elektrik mengandung vitamin E asetat dan THC, yang diduga berhubungan dengan terjadinya EVALI. Oleh karena itu, penting bagi remaja dan orang dewasa untuk menghindari penggunaan rokok elektrik dan vape guna melindungi kesehatan paru-paru mereka. (In)