Depok | pikiranrakyat.org – Serangan besar-besaran terhadap pengguna Atomic Wallet telah menggemparkan komunitas kripto dengan pencurian aset senilai sekitar USD 35 juta atau sekitar Rp 521,5 miliar. Data on-chain yang dianalisis oleh ZachXBT mengungkapkan bahwa ada lima kerugian terbesar yang mencapai USD 17 juta atau sekitar Rp 253,3 miliar.
Atomic Wallet sendiri telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelediki penyebab serangan ini melalui akun Twitter resminya. Laporan tentang token yang hilang, penghapusan riwayat transaksi, dan bahkan pencurian seluruh portofolio kripto telah muncul sebagai jalur dari serangan ini.
Seorang peneliti independen yang dikenal dengan nama samaran ZachXBT telah melakukan investigasi terhadap serangan ini. ZachXBT terkenal karena melacak dana kripto yang dicuri dan membantu proyek yang menjadi korban peretasan. Hasil penyidikannya mengungkap bahwa korban terbesar dalam serangan ini kehilangan sekitar USD 7,95 juta atau sekitar Rp 118,4 miliar dalam Tether USDT.
Atomic Wallet, yang merupakan dompet kripto terdesentralisasi, menyatakan bahwa mereka memiliki lebih dari 5 juta pengguna di seluruh dunia. Salah satu fitur utama dari dompet ini adalah pengguna memiliki kendali penuh atas aset yang disimpan di dalamnya, tanpa campur tangan pihak ketiga.
Namun ketentuan layanan Atomic Wallet juga menyatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh pengguna. Hingga saat ini, Atomic Wallet hanya memberikan sedikit informasi kepada para pengguna terkait serangan ini.
Tim Atomic Wallet mengungkapkan melalui Twitter pada tanggal 4 Juni bahwa mereka sedang bekerja untuk mengumpulkan alamat-alamat korban, menghubungi bursa kripto utama dan perusahaan analitik blockchain untuk melacak dan memblokir dana yang dicuri.
Di saluran komunitas Telegram, beberapa anggota menyatakan bahwa serangan ini kemungkinan besar berasal dari paket dependensi yang sudah ketinggalan zaman. Ketergantungan paket mengacu pada hubungan antara aktivitas dalam suatu program, termasuk urutan pelaksanaannya, dan daftar yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas tersebut.
Pencurian besar ini telah menunjukkan betapa pentingnya menjaga keamanan dalam pengelolaan aset kripto. Pengguna harus selalu memperbarui perangkat lunak mereka, menggunakan teknologi keamanan terkini, dan berhati-hati terhadap potensi serangan. Selain itu, menjaga keamanan paket dependensi dan melacak pembaruan terbaru juga sangat penting untuk menghindari kerentanan yang dapat dimanfaatkan oleh peretas. (In)