Bogor | pikiranrakyat.org – Kebutuhan akan air bersih dan sanitasi yang layak merupakan prioritas Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan. Salah satu program unggulan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Program ini berorientasi pada pemberdayaan masyarakat agar mampu menyediakan sarana air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan secara mandiri.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pengembangan sistem penyediaan air minum KPSPAMS Cisalaka dilaksanakan dengan asas pemeliharaan, manfaat, seimbang, selaras, terbuka, terukur, berlanjut, dan adil.
“Masyarakat perlu terlibat secara langsung dalam proses pembangunan dan pengawasan agar sadar akan pentingnya pembangunan berbasis masyarakat untuk masa depan yang lebih baik,” ujar Humas KPSPAMS, Asep Suryana.
Menurutnya, dalam pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, nilai-nilai keadilan dan tanggung jawab harus diterapkan. Hal ini mengacu pada pemeliharaan sumber air minum yang telah dibangun agar tidak dieksploitasi oleh oknum tertentu dengan mengorbankan generasi masa depan.
“Pembangunan sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan kebutuhan air dan tidak berlebihan dalam penggunaannya. Pengelolaan yang dilakukan dengan tanggung jawab dan rasa memiliki program akan berbeda dengan yang hanya mengikuti program pemerintah dengan aturan yang diatur dalam undang-undang dasar,”tuturnya.
Desa Sukajaya di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor merupakan salah satu penerima program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat sejak tahun 2019. Sarana air minum yang dibangun melalui program Dinas PUPR selanjutnya dikelola oleh Kelompok Pengelola Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) Ci Salaka.
Untuk mengupayakan target air bersih bagi warga di Desa Sukajaya, KPSPAMS Ci Salaka didukung oleh Dinas PUPR Kabupaten Bogor dalam memberikan layanan yang lebih maksimal dengan memberikan bantuan pipa untuk pengembangan jaringan demi jangkauan yang lebih luas kepada warga desa.
“Sebelumnya, tiga desa di wilayah tersebut yaitu Desa Sukajaya, Desa Sukaluyu, dan Desa Tamansari kesulitan untuk mengakses air bersih meskipun terletak dekat dengan sumber mata air,”ungkap Asep.
Hingga saat ini, lanjutnya, KPSPAMS Ci Salaka telah mencapai 180 penerima manfaat di tiga desa dan berkontribusi dalam Pendapatan Asli Desa melalui pengelolaan sarana air minum. Meskipun demikian, masih ada beberapa pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan baik secara teknis maupun non-teknis oleh pengurus KPSPAMS Cisalaka.
“Diperlukan dukungan biaya dari APBDES dan Perdes mengenai air untuk mempercepat capaian akses distribusi air bagi seluruh warga desa,”pungkasnya. (As)