Purwakarta | pikiranrakyat.org – Setelah berita tentang kepergian Dedi Mulyadi dari Partai Golkar menyebar, kini putranya, Maula Akbar, yang menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta, juga mengundurkan diri. DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat segera mengambil alih pengelolaan DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta, Jumat (12/05/2023).
Petinggi dan pengurus Partai Golkar Jawa Barat telah mengunjungi kantor Golkar Purwakarta di Jalan Veteran, termasuk Ketua Bappilu Golkar Jabar, Rahmat Sule. Ketua Harian DPD Partai Golkar Jawa Barat, Daniel Mutaqien Syafiuddin, yang datang bersama Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, memimpin rapat antara 50 calon legislatif dengan pengurus DPD Golkar Jawa Barat dan DPD Golkar Purwakarta.
Daniel Mutaqien menyatakan bahwa DPD Partai Golkar Jawa Barat telah memutuskan untuk menunjuk dirinya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Golkar Purwakarta. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sebelumnya tidak ada proses pencalonan calon anggota DPRD Purwakarta. Apalagi sekarang masa pendaftaran calon legislatif akan berakhir.
“Saya ditugaskan sebagai Plt Ketua DPD Golkar Purwakarta untuk menjalankan proses organisasi dan mendaftarkan bacaleg dari Golkar Purwakarta, serta secepat mungkin melaksanakan Musdalub Golkar Purwakarta. Kita diberikan waktu satu bulan untuk menggelar Musdalub,” kata Daniel.
Sementara itu, Tokoh masyarakat, sekaligus Kordinator Aliansi Kian santang H. Elan sofyan panggilan akrabnya (H.Selan) mengatakan, apa yang diprediksi sebagian kalangan, bahwa mundurnya Dedi Mulyadi dari Partai Golkar akan berpengaruh buruk bagi Partai Golkar di Purwakarta terbantahkan, dengan digelarnya rapat konsolidasi partai dipimpin oleh Plt. Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta, serta Daniel Mutaqien Syafiuddin didampingi Anne Ratna Mustika.
“Dedi Mulyadi dan anaknya AHB. Maula Akbar ditambah 17 pengikutnya menurut informasi akan pindah ke partai lain. Itu menjadi bukan urusan Partai Golkar lagi, dan dia pun tidak bisa mengintervensi dan turut campur lagi dengan Partai Golkar.,” ujar H. Selan.
Jika dia aneh aneh, lanjutnya, dan ada kader di Partai Golkar yang terbius pengaruhnya. Resikonya bisa berhadapan dengan para kader militan, baik yang ada di lingkaran pengurus maupun di luar kalangan.
“Karena ini sudah menyangkut harga diri partai, dan mundurnya Dedi Mulyadi termasuk para pengikutnya sebuah pembuktian. Bahwa mereka aktif dan menguasai Partai Golkar sesungguhnya bukan panggilan jiwa, tapi lebih mengarah pada kepentingan pribadi dalam kekuasaan atau lainnya dengan memanfaatkan kebesaran partai,” tutur H. Selan
Jadi intinya lanjut H. Selan , dengan mundurnya Dedi Mulyadi dari Partai Golkar termasuk para pengikutnya adalah berkah bagi keluarga besar Partai Golkar Purwakarta, bahkan ada beberapa kader yang selama ini akan syukuran. Mungkin juga sebagian pengurus ada yang akan seperti itu, walau sembunyi sembunyi atau dengan cara lain, pungkasnya. (Che)