Jakarta | pikiranrakyat.org – Masjid Istiqlal telah menggelar salat Tarawih berjamaah pertama Ramadhan tahun ini. Salat Tarawih di Masjid Istiqlal digelar dengan kapasitas penuh pascapandemi Covid-19.
Pantauan Detikcom di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2023), jamaah mulai berdatangan ke masjid tersebut sejak pukul 18.00 waktu setempat. Jamaah terus berdatangan saat azan Maghrib dikumandangkan pada pukul 19.12
Keluarga dan kerabat terlihat berkumpul bersama jamaah. Sebelum memasuki masjid, banyak jemaah yang terlihat mengabadikan momen atau berfoto di pelataran Masjid Istiqlal.
Tidak ada tata cara khusus untuk masuk mengikuti salat Tarawih di Masjid Istiqlal malam ini. Namun, petugas keamanan masjid tetap bersiaga dengan mengarahkan jemaah di setiap pintu masuk masjid.
Tempat shalat dibagi menjadi dua, laki-laki di kanan dan perempuan di kiri. Para jamaah terlihat membawa sajadah dan perlengkapannya masing-masing.
Usai pembacaan Alquran, khotbah dimulai pukul 19.53 Khutbah Tarawih pertama Ramadhan tahun ini disampaikan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Nassarudin Umar. Kemudian, shalat Tarawih dimulai pada pukul 20.20 sebanyak 20 rakaat, dilanjutkan dengan shalat witir sebanyak tiga rakaat.
Salat Tarawih berlangsung selama satu sesi dengan dua imam bergantian memimpin salat. Dua imam yang memimpin shalat adalah Imam Ahmad Muzakkir Abdurrahman dan Imam Ahmad Husni Ismail.
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan 1 Ramadhan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Keputusan itu diumumkan setelah Kementerian Agama (Kemenag) menggelar rapat untuk memastikan tanggal tersebut.
Rapat digelar secara langsung di kantor Kemenag di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (22/3). Beberapa pihak hadir dalam pertemuan tersebut.
โTelah disepakati 1 Ramadan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023,โ kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers, Rabu (22/3).
Pertemuan tersebut diselenggarakan sesuai dengan Fatwa MUI No. 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah. Musyawarah selalu dilaksanakan pada tanggal 29 bulan sebelumnya dalam penanggalan Hijriyah.
Pertemuan tersebut melibatkan Tim Penyatuan Kalender Hijriah Kemenag, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, serta perwakilan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang tergabung dalam BRIN, BMKG, dan tamu undangan lainnya. Pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR juga diundang.(Rz)