DEPOK | Pikiranrakyat.org – Kota Depok yang terletak di selatan Jakarta bukan hanya dikenal sebagai kawasan penyangga ibu kota, tetapi juga menyimpan beragam bangunan bersejarah yang menjadi saksi perjalanan masa lalu. Gedung-gedung ini bukan hanya menawarkan keindahan arsitektur klasik, melainkan juga menyimpan cerita yang kaya akan nilai sejarah. Berikut lima bangunan bersejarah yang layak masuk dalam daftar kunjungan Anda.
1. Monumen Cornelis Chastelein, Titik Awal Sejarah Depok, Berlokasi di Jalan Pemuda, Kecamatan Pancoran Mas, Monumen Cornelis Chastelein pertama kali dibangun pada 1914 untuk menghormati jasa Cornelis Chastelein, pendiri komunitas awal Depok. Setelah sempat dihancurkan pada 1960, monumen ini direkonstruksi pada 2014 dan kini menjadi penanda titik nol kilometer Kota Depok.

2. Gereja GPIB Immanuel, Jejak Iman dari Abad 18. Didirikan pada tahun 1714, Gereja GPIB Immanuel dahulu dikenal sebagai “De Protestanse Kerk” dan menjadi tempat ibadah bagi para mantan budak yang telah dibebaskan oleh Chastelein. Terletak di Jalan Pemuda, gereja ini termasuk salah satu bangunan tertua di Depok yang kini berstatus cagar budaya.

3. Rumah Cimanggis, Warisan Era VOC Rumah Cimanggis yang dibangun pada 1775 ini dulunya merupakan kediaman istri Gubernur Jenderal VOC, Robertus van der Parra. Kini, bangunan bersejarah ini berada di dalam kompleks Universitas Islam Internasional Indonesia, yang hingga kini masih dalam sengketa lahan dengan ahli waris, difungsikan sebagai museum, membuka jendela sejarah kolonial di tanah Depok.

4. Jembatan Panus, Penghubung Klasik Depok-Bogor Didirikan oleh Stefanus Leander pada tahun 1917, Jembatan Panus membentang di atas Sungai Ciliwung, menghubungkan Depok dan Bogor. Dengan lebar sekitar 4 meter, jembatan ini dilengkapi tiang beton yang berfungsi sebagai alat ukur ketinggian air, sangat penting untuk pemantauan banjir di wilayah Jakarta.

5. Rumah Tua Pondok Cina, Pesona Arsitektur Kolonial Berada di Jalan Margonda, Rumah Tua Pondok Cina dibangun pada tahun 1841 oleh seorang arsitek Belandad an kemudian dimiliki oleh pedagang kaya keturunan Tionghoa, Lauw Tek Lok. Kini, bangunan ini telah disulap menjadi kafe di kawasan Margo City, namun tetap mempertahankan elemen arsitektur aslinya.

Menjelajahi bangunan-bangunan bersejarah ini bukan hanya membawa kita menyusuri lorong waktu Kota Depok, tetapi juga memperkaya pemahaman tentang pentingnya menjaga dan merawat warisan budaya bagi masa depan.