Depok | pikiranrakyat.org – Kepribadian introvert dan ekstrovert telah menjadi topik yang familiar bagi banyak orang. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Gustav Jung dan telah populer di Indonesia.
Namun, apakah pemahaman umum kita tentang kepribadian introvert benar sepenuhnya?
Menurut Jung, setiap individu memiliki sifat ekstrovert dan introvert dalam dirinya. Tidak ada yang benar-benar sepenuhnya ekstrovert atau introvert, atau bahkan memiliki keseimbangan yang sempurna di antara keduanya (ambievert), yang Jung anggap sebagai karakteristik ideal.
Kepercayaan umum menyebutkan bahwa introvert adalah orang yang kaku, pendiam, sombong, dan pemalu. Pandangan ini mungkin muncul karena introvert lebih suka melakukan kegiatan yang tidak melibatkan banyak interaksi dengan orang lain, sehingga terkesan menjauh dari lingkungan sekitar.
Ketika membaca artikel ini, mungkin Anda bertanya-tanya apakah Anda termasuk dalam kategori introvert atau bukan. Berikut adalah ciri-ciri umum yang biasanya terdapat pada individu introvert:
- Memiliki preferensi untuk bersosialisasi dalam kelompok kecil atau one-on-one daripada dalam kerumunan besar.
- Lebih memilih kegiatan yang tidak memerlukan banyak interaksi sosial.
- Cenderung lebih tenang dan reflektif dalam diri.
- Menemukan energi dan kepuasan dalam kegiatan soliter seperti membaca, menulis, atau berkhayal.
- Memiliki sedikit teman dekat, tetapi nilai hubungan tersebut dengan sangat tinggi.
- Cenderung menjadi pendengar yang baik dan penuh empati.
Namun, mitos dan kesalahpahaman tentang kepribadian introvert masih ada di masyarakat. Mari kita bahas beberapa mitos umum yang sering terkait dengan introvert.
- Introvert sama dengan pemalu: Pemalu dan introvert seringkali dianggap sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan. Individu yang pemalu merasakan kecemasan sosial, sedangkan introvert pada dasarnya tidak merasa cemas saat berinteraksi dengan orang lain. Introvert mungkin enggan untuk memulai kontak pertama karena mereka lebih memilih untuk menjaga jarak, bukan karena kecemasan yang berlebihan.
- Introvert tidak bisa menjadi pemimpin: Sebaliknya, banyak pemimpin di perusahaan-perusahaan besar di dunia sebenarnya adalah introvert. Bahkan, studi telah menunjukkan bahwa introvert dapat menjadi pemimpin yang baik ketika anggota tim mereka aktif. Mereka cenderung mendengarkan dengan baik dan menerima ide-ide baru dari anggota tim. Kemampuan mereka untuk membentuk hubungan intim juga dapat membantu membangun koneksi yang kuat dengan bawahan mereka.
- Introvert tidak bisa bersosialisasi: Keterampilan bersosialisasi adalah hal yang berbeda dari kepribadian. Meskipun introvert mungkin kurang antusias dalam mengikuti acara sosial besar, mereka tetap mampu bersosialisasi dengan baik dalam situasi yang lebih intim atau dalam kelompok kecil. Mereka cenderung menikmati pembicaraan yang mendalam dan memiliki hubungan dekat dengan orang-orang terdekat dalam kehidupan mereka.
- Introvert adalah penyakit: Salah satu kesalahpahaman paling umum adalah menganggap introvert sebagai penyakit atau gangguan. Ini adalah pandangan yang keliru karena introvert adalah jenis kepribadian, bukan penyakit atau gangguan. Mereka hanya memiliki preferensi yang berbeda dalam cara mereka berinteraksi dengan dunia sekitar.
- Introvert adalah orang yang sombong: Sama seperti pemalu, introvert seringkali disalahartikan sebagai orang yang sombong. Meskipun pada awalnya mereka dapat terlihat serius dan cenderung menutup diri, jika kita berkomunikasi langsung dengan mereka, kita akan menemukan bahwa mereka sebenarnya menyenangkan dan bisa diajak berbicara.
Kesimpulannya, banyak mitos yang beredar tentang kepribadian introvert ternyata tidak akurat. Seorang introvert belum tentu pemalu, tidak mampu menjadi pemimpin yang baik, atau bahkan sombong. Mereka juga bisa menjadi teman yang baik karena kemampuan mendengarkan dan empati yang tinggi. Penting untuk memahami dan menghargai perbedaan kepribadian ini, karena setiap individu unik dan berharga dengan caranya sendiri. (In)