Semarang | pikiranrakyat.org – Patung Penari Semarangan yang terletak di Jalan Kaliwiru, Kota Semarang, telah resmi beroperasi. Patung ini memiliki kemampuan untuk berputar dan menari dengan iringan musik.
Murni Ediati, Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, mengungkapkan bahwa patung ini sudah mulai dioperasikan dan sedang dalam pemantauan kontinu. Saat ini, pertunjukan patung masih dijadwalkan empat kali sehari, dengan penghentian operasi di atas pukul 21.00, jelasnya, Jumat (25/08/2023)
Pengaturan operasi patung saat ini melibatkan motor penggerak dan timer otomatis. Namun, rencananya adalah untuk mengembangkan teknologi yang memungkinkan pengoperasian patung dari jarak jauh.
Pipie, sebutan akrab Murni Ediati, menyatakan bahwa jadwal pertunjukan patung akan disusun ulang agar masyarakat dapat menikmati aksi menarinya saat berhenti di lampu lalu lintas Kaliwiru. Upaya ini masih dalam tahap eksplorasi, dan pengoperasian patung direncanakan akan dipadatkan menjadi dua jam sekali dengan pemantauan secara teliti.
Pipie menjelaskan bahwa patung tersebut didukung oleh motor penggerak otomatis dan timer yang memungkinkan gerakan rotasi. Patung akan melakukan gerakan ini hingga lagu Gambang Semarang, lagu khas tradisional daerah tersebut, selesai dimainkan. Pemilihan lagu tersebut sebagai latar belakang bertujuan untuk mendukung edukasi budaya masyarakat tentang kesenian khas daerah tersebut.
Pembangunan patung Penari Semarangan dan penataan taman di sekitarnya melibatkan biaya sekitar Rp 500 juta. Pihak terkait terus berusaha untuk meningkatkan kualitas patung dan taman tersebut.
Masukan dari masyarakat sangat dihargai dan diterima, seperti contohnya dalam hal pemilihan warna. Pipie mengungkapkan bahwa mereka bersedia untuk mengubah warna patung berdasarkan masukan masyarakat. Proses pewarnaan akan dilakukan melalui penyemprotan menggunakan armada crane.
Dengan begitu, Patung Penari Semarangan di Jalan Kaliwiru, Kota Semarang, tidak hanya menjadi sebuah karya seni yang menghibur, tetapi juga menjadi simbol budaya yang diharapkan dapat memperkaya pemahaman masyarakat tentang warisan seni dan tradisi setempat. (edh)