Jakarta | pikiranrakyat.org – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengungkapkan bahwa laju inflasi dalam negeri terus menunjukkan angka yang relatif terkendali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan pada bulan Mei 2023 mencapai 4 persen. Angka ini menunjukkan penurunan dari bulan sebelumnya, yaitu April 2023, yang mencapai 4,33 persen.
Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, pada hari Selasa (6/6/2023), Mendagri menjelaskan, “Berdasarkan grafik, inflasi month to month pada bulan April naik sebesar 0,33 persen, namun menurun menjadi 0,09 persen dari bulan April ke bulan Mei. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, inflasi di Indonesia relatif terkendali.”
Tito menyampaikan bahwa Presiden Jokowi telah mendapatkan informasi mengenai perkembangan laju inflasi tersebut. Jokowi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengendalian inflasi, karena hal ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah pusat dan seluruh pemerintah daerah (Pemda). Ia menegaskan bahwa pengendalian inflasi memiliki arti penting karena merupakan tanggung jawab moral terhadap masyarakat.
“Terjaganya keterjangkauan harga barang dan jasa, serta ketersediaan yang cukup untuk kebutuhan pokok masyarakat, terutama makanan, minuman, dan lain-lain, merupakan dampak dari pengendalian inflasi ini,” ujarnya.
Tito juga menyoroti bahwa kondisi ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama di tahun politik. Selain itu, pencapaian pengendalian inflasi juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan pelaksanaan program pembangunan. Inflasi yang terkendali tentu saja menguntungkan pemerintah pusat dan seluruh daerah.
“Ini adalah hasil kerja keras teman-teman di daerah, karena masyarakat juga akan merasakan kenyamanan ketika semua harga barang dan jasa terkendali,” tegasnya.
Di sisi lain, Tito menjelaskan bahwa penurunan inflasi perlu dilakukan secara bertahap. Indonesia bukan hanya negara konsumen tetapi juga produsen, sehingga penurunan harga secara drastis dapat menyebabkan kerugian bagi produsen komoditas seperti petani dan peternak. Namun, dia menegaskan bahwa inflasi juga tidak boleh terlalu tinggi. Pemerintah menargetkan penurunan inflasi secara bertahap menjadi 2 hingga 3 persen.
“Oleh karena itu, kita berharap bahwa ke depannya inflasi akan terus turun dalam angka desimal, bukan langsung mencapai dua persen, misalnya, karena hal itu akan menyulitkan para produsen,” tandasnya.(Rz)