Jakarta | pikiranrakyat.org – Masalah kepadatan di kereta komuter selalu menjadi keluhan para pengguna setia KRL. Bagas (28), seorang pekerja kantoran yang biasa menggunakan KRL untuk pergi ke Bogor, mengeluhkan kelelahannya setelah selalu berdesakan dengan penumpang lainnya, Rabu (29/3/2023).
“Setiap hari saya merasa sangat lelah. Pagi-pagi sudah harus menahan kepadatan di kereta, dan saat pulang ke Bogor lagi-lagi harus merasakan kerumunan yang lebih besar,” ujar Bagas.
Bagas menambahkan bahwa kereta menuju Bogor selalu penuh, dan situasinya semakin buruk saat musim hujan tiba. Jalanan licin di peron dan di dalam kereta menjadi momok yang menambah beban bagi para penumpang.
Maya (26), pengguna KRL yang bekerja di Palmerah dan harus pulang ke Kalibata, juga merasakan kesulitan yang sama. Setiap kali dia harus transit di Tanah Abang dan Manggarai, ia selalu merasakan kepadatan yang luar biasa. Maya menganggap bahwa jumlah gerbong kereta yang sedikit menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kepadatan tersebut.
“Kereta yang berjumlah 12 gerbong sangat jarang ditemui, terutama di stasiun Tanah Abang dan Manggarai. Oleh karena itu, para penumpang terpaksa memaksa diri untuk naik ke kereta meskipun sudah sangat penuh,” ungkap Maya.
Ucup (35), seorang penumpang yang pernah hampir terjatuh saat berebut masuk ke dalam kereta, menuturkan bahwa dia sudah tidak berani lagi menggunakan KRL saat jam sibuk.
“Saya pernah hampir jatuh di peron Manggarai karena terlalu banyak penumpang yang berebut masuk ke dalam kereta saat jam pulang kerja. Sekarang saya hanya menunggu sampai situasi tidak terlalu padat dan berusaha untuk tidak berdiri di barisan paling depan,” tutur Ucup.
Meski begitu, pada saat tertentu seperti yang terlihat di Stasiun Cawang pukul 19.20 WIB, situasi tidak terlalu ramai seperti biasanya. Penumpang terlihat dapat duduk santai menunggu kedatangan kereta.(Rz)