Jakarta | pikiranrakyat.org – Perseteruan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem) kembali mencuat akibat pernyataan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, tidak berani menghadiri undangan acara peringatan Hari Ulang Tahun (Harlah) PKB.
Pernyataan kontroversial ini dilontarkan oleh Cak Imin saat ia menyapa satu per satu ketua umum partai yang hadir di acara Harlah PKB. Cak Imin sempat menyapa dengan hangat para tamu kehormatan, termasuk Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang mewakili Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan perwakilan dari Partai Demokrat Amal Ghozali.
Namun, suasana menjadi tegang ketika Cak Imin menyapa perwakilan dari Partai NasDem yang diwakili oleh anggota DPR, Eva Yuliana. Cak Imin secara terang-terangan menanyakan alasan tidak hadirnya Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dalam acara tersebut.
“Yang saya hormati Eva Yuliana mewakili Partai Nasdem. Bang Surya Paloh mana kok nggak berani datang? Padahal kita sangat berharap Bang Surya Paloh datang Mbak Eva,” ujar Cak Imin dalam pidatonya, Minggu (23/7/2023). Ucapan Cak Imin dibalas senyum oleh Eva.
Meskipun pernyataan Cak Imin ditanggapi dengan senyum oleh Eva, namun hal ini menarik perhatian Partai NasDem. Bendum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, langsung memberikan respons atas pernyataan kontroversial tersebut. Ahmad Sahroni menepis klaim bahwa Surya Paloh takut hadir dalam acara tersebut.
“Pak Surya Paloh sudah ada kegiatan lain yang memang waktunya bersamaan, kalau beliau nggak ada kegiatan pastilah datang, Om Imin ada-ada aja bilang nggak berani,” kata Bendum Partai NasDem Ahmad Sahroni saat dihubungi, Senin (24/7).
Sahroni juga menjelaskan bahwa Surya Paloh saat itu berada di Bali dan tengah menghadiri acara keluarga, sehingga tidak bisa menghadiri acara Harlah PKB. Dia menegaskan bahwa pernyataan Cak Imin tidak berdasar dan tidak seharusnya membuat perpecahan antara dua partai.
Perseteruan antara PKB dan NasDem ini tentunya menarik perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik pernyataan Cak Imin dan respons dari Partai NasDem. Apakah ini hanya sebuah kesalahpahaman ataukah ada konflik yang lebih dalam di antara keduanya? Masyarakat tentunya berharap agar perbedaan pandangan politik dapat diatasi dengan dialog dan sikap saling menghargai, sehingga persatuan dan kesatuan dalam berdemokrasi tetap terjaga. (In)