Bogor | pikiranrakyat.org – Kecamatan Bogor Tengah menjadi Kecamatan kedua di Kota Bogor yang melaksanakan rapat koordinasi (rakor) untuk percepatan Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan. Dua pekan sebelumnya, Kecamatan Bogor Utara telah melaksanakan rakor serupa.
Rakor kali ini dipimpin langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, didampingi oleh Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Setda Kota Bogor, Hidayatullah, dan Camat Bogor Tengah, Dicky Iman Nugraha. Rakor ini diadakan di aula kantor Kecamatan Bogor Tengah pada Kamis, 6 April 2023, kemarin.
Dalam rakor tersebut, dibahas evaluasi ODF dan stunting, karena upaya yang dilakukan sama. Evaluasi ODF dan stunting menjadi dua pembahasan dalam rakor ini. Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah, mengatakan bahwa apapun asupan yang diberikan akan percuma kalau hidupnya tidak bersih, maka akan percuma. Oleh karena itu, penanganan yang dilakukan harus sinergi dan bersama-sama.
Sementara itu, Irwan Riyanto, Asisten Pemerintahan Setda Kota Bogor, berharap agar para lurah dan semua pihak di wilayah langsung menerapkan hal-hal terkait ODF dan stunting yang dibahas dalam rakor agar hasilnya dapat segera terlihat. Dirinya menekankan pentingnya membangun kolaborasi dengan sektor swasta.
Dalam laporan Camat Bogor Tengah, Dicky Iman Nugraha, melalui program Berkunjung Ke Wilayah Setiap Hari (Berlari) Kecamatan Bogor Tengah, dirinya bersama para lurah dan jajaran turun ke wilayah masing-masing setiap hari satu RW untuk memetakan ODF dan stunting.
Dari data ODF tahun 2023, tercatat ada 6.057 titik setelah divalidasi ke wilayah belum secara keseluruhan, namun dari data validasi yang didapat dari beberapa RW pada Kelurahan Tegallega ada 178 data yang salah, selanjutnya 41 di Kelurahan Ciwaringin.
โUntuk data stunting sampai akhir bulan Maret 2023, kita reduksi sebanyak 633 data stunting. Itu sudah rekonsiliasi dengan Dinas Kesehatan,โ kata Dicky.
Menurut Dicky, sungai dan anak sungai menjadi ‘makanan empuk’ warga yang tidak peduli ODF. Selain itu, kondisi demografis, kepadatan penduduk, faktor ekonomi serta terakhir mental dan kultur.
Upaya memberikan solusi bagi warga dengan membangun septic tank sudah dilakukan pihak Kecamatan Bogor tengah, namun kendala yang ditemui adalah muncul air di kedalaman 50 cm karena lahan yang ada merupakan tebing. Disamping kepadatan rumah yang hanya menyisakan jalan berupa gang berjarak 1 meter.
Temuan di lapangan lanjut Dicky adalah tidak sedikit warga yang mampu secara ekonomi tetapi tidak memiliki septic tank.
Membangun kemitraan dengan para pelaku usaha di dan semua tempat ibadah untuk menyatukan pandangan bahwa ODF dan stunting adalah permasalahan bersama tidak hanya Pemerintah Kota Bogor, menjadi salah satu strategi yang dilaksanakan Kecamatan Bogor Tengah. โAlhamdulillah dari semua yang kami datangi, semua siap mendukung penanganan ODF dan stunting di Kecamatan Bogor Tengah sesuai kapasitas dan kemampuannya,โ pungkasnya. (Fq)