Laporan: Ragil
Pemalang | pikiranrakyat.org – Pohon pisang atau Musa Paradisiaca bahasa latin nya, merupakan tumbuhan tropis yang banyak tumbuh di Tanah air kita.
Di Jawa pohon pisang hampir keseluruhan pohon nya, dapat dimanfaatkan, seperti Batang nya buat Tancap seni wayang kulit, daun dan buah nya jelas bisa di makan serta sebagai pembungkus makanan terutama jenis makanan tradisional.
Di Pemalang Jawa Tengah, daun pisang banyak di gunakan sebagai pembungkus makanan ringan, seperti nagasari, kendo, lemper dan masih banyak jenis lain nya.untuk makanan berat di samping buat bungkus nasi, daun pisang digunakan sebagai pembungkus nasi padat alias lontong.
Akan tetapi ada beberapa nama Bungkusan dari daun pisang yang di jepit menggunakan Biting ( sayatan dari bambu seperti tusuk gigi ).
Menurut pedagang daun pisang, Kartini Warga Bojong Bata, Pemalang yang sudah berjualan Daun pisang serta lontong, lebih dari 30 tahun, dari dulu bungkusan makanan dari daun pisang mempunyai nama nama tersendiri, seperti Takir yang di artikan sebagai menata pikir, bentuk nya daun pisang dua lembar, di lipat menganga kemudian dua ujung daun pisang itu, di tusuk atau dengan biting ( bentuk nya seperti tusuk gigi ) untuk kemudian di tusukan keluar kembali sehingga, menjepit lembaran daun pisang, biar tidak lepas.
Di samping takir, ada bungkusan dari daun pisang tanpa biting, di gulung lancip bawah nya, menyerupai bentuk terompet, cara membungkus seperti ini di namakan Contong.
Ternyata berbagai macam cara membungkus makanan atau jajanan dari daun pisang banyak nama nya, di samping Takir dan Contong, ada lagi seperti Tom dan pes, serta Tembekor, nah untuk bungkus daun pisang, bagi masyakat kota Pemalang, Tembekor lah yang paling di sukai, karena membungkus dengan cara di Tembekor, muatan makanan nya lebih banyak, dibanding di Takir dan di Contong. ( Ragil 74 )