Jakarta | pikiranrakyat.org – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto angkat bicara soal proposal yang diajukannya terkait perdamaian antara Ukraina dan Rusia. Prabowo menilai usulannya tidak menjadi masalah dan diduga menimbulkan kehebohan karena dia calon presiden (bacapres) potensial.
Prabowo awalnya menjelaskan soal Asia Security Summit ke-20 International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue yang berlangsung di Singapura pada 3 Juni lalu. Menurutnya, forum tahunan itu perlu membuat gebrakan.
โMengenai proposal kemarin, itu adalah forum para menteri pertahanan dari seluruh dunia. Forum ini telah diadakan dari tahun ke tahun, dan mereka menjadi platform bagi banyak negara untuk saling menyerang. Jadi, Negara X dan sekutunya akan, yah, Salahkan Negara B. Terus seperti itu,” kata Prabowo usai menghadiri acara Dies Natalis 1 Tahun Industri Pertahanan Indonesia (Defend ID) di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15 Juni 2023).
โJadi forumnya bagus, tapi kalau saya lihat kalau setiap tahun kita diundang hanya untuk mendengarkan posisi masing-masing kurang menguntungkan. Saya usulkan dalam forum ini, mari kita buat terobosan dan usulkan perdamaian, itu isunya. ,” dia melanjutkan.
Ketua Umum Partai Gerindra itu tak ambil pusing dengan penolakan yang muncul terkait usulan tersebut. Menurutnya, rekomendasi yang dia ajukan sudah diterapkan di banyak negara.
“Kalau diterima ya tidak apa-apa. Kalau tidak diterima, tidak masalah. Saya kira itu bukan persoalan yang berprinsip tinggi. Yang utama adalah langkah yang saya usulkan itu sudah diterapkan berkali-kali di mana-mana,” katanya.
Prabowo menyebut pihak-pihak dari negara lain yang memandang rendah Indonesia terkait penolakan proposal tersebut. โDan setelah orang membaca semua pidato dan kata-kata saya, mereka baru menyadari bahwa ini adalah proposal yang saya buat. Mungkin banyak negara, dan saya tidak tahu, mungkin di Indonesia, merasa seperti, ‘Mengapa Indonesia berani mengusulkan ini? ‘ Karena mereka selalu memandang rendah Indonesia,” katanya.
Lebih lanjut, selaku Menhan, Prabowo menyinggung langkah Presiden Jokowi mengunjungi Ukraina dan Rusia untuk membahas perdamaian kedua negara yang berkonflik tersebut. Ia merasa perlu menindaklanjuti apa yang sudah dilakukan Jokowi.
“Presiden kita pergi ke Kiev tahun lalu, dia pergi ke Moskow sendiri. Dia memimpin upaya untuk mencari perdamaian. Jadi, sebagai menterinya, saya harus menindaklanjuti itu. Itu upaya saya,” katanya.
Prabowo kemudian menyebut tahun politik. Ia menduga, tanggapan atas usulan yang dibuatnya ramai karena dirinya merupakan salah satu calon presiden (bacapres) potensial pada 2024.
“Tapi mungkin ini, yah, tahun politik. Jadi mungkin kebetulan saya salah satu calon presiden yang diprediksi, jadi apapun yang saya katakan pasti ada pro dan kontra. Itu wajar. Tidak ada masalah,” lanjutnya.
Jokowi Tak Peduli
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan pertemuannya dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto terkait usulan perdamaian antara Ukraina dan Rusia. Jokowi menyatakan usulan yang disampaikan Prabowo tidak dalam forum resmi, sehingga diperbolehkan untuk diajukan.
“Begitu ya. Dan waktu saya undang Pak Prabowo juga sama. Tidak ada bedanya. Itu di a dan bukan yang ini, bukan usulan di forum kenegaraan atau forum perundingan, bukan. Itu seminar. Itu dialog. Bahwa ada usulan, boleh,