Medan | pikiranrakyat.org – Abuya Syekh Ali Akbar Marbun dan Paulus Sinambela menyematkan ulos kepada Ganjar Pranowo saat mereka bertemu di Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan. Sebelum pertemuan tersebut, Ganjar diundang oleh Abuya Syekh Ali Akbar Marbun untuk bersilaturahim di rumahnya.
Acara tersebut, yang diadakan pada Minggu (11/6), dihadiri oleh beberapa tokoh, termasuk Menkumham Yasonna Laoly, Ketua DPD PDIP Sumut Rapidin Simbolon, Sekjen DPP AMS XII Agung Alkautsar, Ketua DPP AMS XII Simson Sinambela, Ketua DPP Sapma AMS XII Perkasa Sinambela, anggota DPR RI Sihar Sitorus, santri-santriyah dan ustad-ustazah dari Pondok Pesantren Al Kautsar Al Akbar, para alim ulama, kiyai, habaib, tokoh adat, serta tokoh lintas agama.
“Ganjar selalu dianjurkan untuk sering-sering bersilaturahmi. Kata orang, silaturahmi dapat memperpanjang umur dan mendatangkan berkah, dan ini terbukti nyata. Begitu bersilaturahmi, begitu masuk ke rumah, foto saya sudah ada di sana bersama Abuya. Sambutan pertama adalah makanan, dan itu adalah berkah. Saya sangat senang,” kata Ganjar dalam pernyataan tertulis pada Senin (12/6/2023).
Ganjar juga mengucapkan terima kasih kepada Abuya Syekh Ali Akbar Marbun dan Paulus Sinambela karena telah memberikan kain ulos. “Saya juga diberi ulos, dan Abuya mengatakan bahwa ulos adalah rajanya. Saya merasa sangat bangga dan terhormat, terima kasih. Tentu saja, ini adalah bagian dari simbol persaudaraan,” ucap Ganjar.
Sementara itu, Abuya Ali Akbar memberikan penghargaan kepada Ganjar karena telah mengunjungi kediamannya. “Kami sangat berterima kasih karena Pak Ganjar Pranowo telah menghormati kami dengan hadir di tempat ini,” ungkap Ali Akbar.
Terkait pemberian ulos, ia menjelaskan bahwa kain tersebut memiliki gambar lukisan Raja Sisingamangaraja XII. Makna dari lukisan tersebut adalah sebagai bentuk penghormatan kepada para tamu yang datang ke Medan.
“Ini adalah ulos rajanya ulos, merupakan bentuk penghormatan kami kepada para tamu agung yang datang ke Medan. Begitu juga dengan lukisan Sisingamangaraja yang menggambarkan perjuangan melawan penjajah Belanda selama 30 tahun,” tutup Ali Akbar.(Rz)