Jakarta | pikiranrakyat.org – Bu Ami mengalami masalah dengan tembok rumahnya yang semakin lapuk dan rawan jebol karena lahan tanah uruk tetangganya yang terus menekannya. Sejak awal tahun, Bu Ami telah mengadukan masalah ini ke kantor Kelurahan dan Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Citata) DKI Jakarta, namun belum mendapatkan tindak lanjut yang memadai untuk menjaga keselamatannya dan keluarganya.
Akhirnya, setelah merencanakan untuk mengungsi sementara demi keselamatan, Bu Ami memutuskan untuk benar-benar pindah setelah tembok rumahnya mengeluarkan suara mendesis yang cukup kuat pada Kamis (4/5) pekan lalu. Suara itu berasal dari tembok yang semakin lapuk, dan menurut arsitek yang dipanggil Bu Ami, tembok itu sudah sangat berbahaya.
Meski Bu Ami pernah mendengar suara mendesis seperti ini beberapa kali sebelumnya, dia tidak terlalu memperhatikannya. Namun, setelah suara mendesis pada Kamis (4/5) itu, tembok itu menjadi basah dan rembes oleh air, bahkan ketika hujan sedang tidak turun. Sebagai tindakan pencegahan, Bu Ami dan keluarganya memutuskan untuk mengungsi ke rumah kontrakan yang berjarak sekitar 250 meter dari rumah mereka.
Meskipun merasa sedih meninggalkan rumah sendiri, Bu Ami memutuskan untuk mengontrak di rumah kontrakan selama lima bulan ke depan untuk merenovasi tembok lapuknya. Renovasi akan memakan waktu tiga hingga empat bulan untuk menjamin agar temboknya tidak jebol.
Ketua Sub Kelompok Pengaduan dan Penindakan Dinas Citata DKI, Panji Ganesha, telah berjanji untuk mengadakan rapat lagi bersama Suku Dinas Cipta Karya, Petanahan, dan Tata Ruang Jakarta Selatan dan Kepala Sektor untuk menindaklanjuti masalah tembok Bu Ami ini. Namun, Bu Ami dan keluarganya tidak dapat menunggu tindakan apapun dan harus bertindak cepat untuk menjaga keselamatan mereka.(Rz)