Jakarta | pikiranrakyat.org – KBRI Tunisia menggelar acara Nuzulul Quran di kediaman Duta Besar. Acara tersebut dihadiri oleh Duta Besar Zuhairi Misrawi dan dua pembicara, Sheikh Shalahuddin al-Mustawi dan Ardi Pramana.
Zuhairi mengatakan, tradisi memperingati malam Nuzulul Quran merupakan momen untuk menjadikan Alquran sebagai sarana membangun peradaban. Ia pun mengungkapkan bahwa tradisi ini diprakarsai oleh Bung Karno, Presiden pertama Indonesia.
โIndonesia berpotensi membangun peradaban besar karena memiliki Al-Qur’an yang dapat dijadikan sebagai sumber dan modal sosial. Peringatan malam turunnya Al-Qur’an merupakan tradisi baik yang menjadi ciri khas Indonesia yang digagas oleh Bung Karno di Istana Merdeka. Bung Karno kerap menyelesaikan Alquran di penjara dan pengasingan. Menurut Bung Karno, Alquran adalah sumber rasionalitas dan kemajuan peradaban,” kata Zuhairi dalam keterangan tertulis, Senin (11/4/2023).
Sementara itu, Syekh Shalahuddin al-Mustawi menekankan pentingnya menjadikan Alquran sebagai sumber perubahan dan karya. Disebutkannya, perayaan ini merupakan tradisi yang membangun citra positif Indonesia sebagai negara Islam terbesar di dunia.
โSama halnya dengan Indonesia, para pendiri bangsa dan ulama di Tunisia juga menjadikan Alquran sebagai sumber perubahan dan karya untuk kemajuan. Tradisi memperingati malam Nuzulul Quran merupakan tradisi yang sangat baik, sehingga citra Indonesia positif di mata masyarakat. dunia Islam dan merupakan fondasi bagi kemajuan Indonesia”, kata Ketua Dewan Islam Tunisia itu.
Pada kesempatan yang sama, Ardi Pramana menyampaikan pentingnya Ramadan sebagai momen untuk meningkatkan keimanan dan kepedulian sosial.
โPuasa ramadhan bisa menjadi momen bagi umat Islam untuk meningkatkan keimanannya dan meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama manusia. Dan itulah sebenarnya inti dari turunnya Al Quranโ, kata Ardi.
Acara Nuzulul Quran diawali dengan buka puasa bersama, silaturahmi sesama warga Indonesia, dan menikmati kuliner khas Indonesia.(Rz)