Depok | pikiranrakyat.org – Produksi sampah setiap hari di Kota Depok semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah produk dan pola konsumsi masyarakat. Hal yang harus dilakukan untuk mengatasi peningkatan volume sampah tersebut salah satunya adalah, dengan cara mengurangi volume sampah dari sumbernya melalui pemberdayaan masyarakat.
Seperti halnya yang dilakukan Penggiat sampah warga Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos Kota Depok, Suhanda dalam upayanya mengurangi permasalahan sampah di Tapos, khususnya Kelurahan Cimpaeun.
Suhanda bersama Aparatur Kecamatan Tapos, khususnya Kelurahan Cimpaeun bekerjasama dengan PT Karabha Digdaya membangun pusat pengelolaan sampah menggunakan ulat Maggot.
“Melihat sampah adalah masalah bersama, maka kami berinisiatif memberikan bantuan berupa pembangunan tempat pengelolaan sampah disini,” ujar Arif Wiryawan, Direktur Utama PT Karabha Digdaya, dilansir Suara.com, Rabu 19/10/2022.
“Dan alhamdulillah, niat baik kami mendapatkan jawaban yang sangat baik dimana bisa bertemu dengan Pak Suhanda”, ungkapnya.
Seperti diketahui, Maggot sangat aktif memakan sampah organik, dan Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik dua sampai lima kali bobot tubuhnya selama 24 jam. Satu kilogram maggot dapat menghabiskan dua sampai lima kilogram sampah organik per hari.
Saat ini, ulat Maggot sendiri sedang ramai dibudidayakan karena memiliki nilai jual tinggi. Maggot dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena kaya protein.
Sementara itu, Walikota Depok, Mohammad Idris, sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Suhanda dalam upaya penanggulangan sampah.
“Saya ucapkan ribuan terima kasih, sebab Pak Suhanda (Pengelola rumah maggot Cimpaeun) bukan hanya sebagai pemerhati lingkungan tapi juga pelaku pengelolaan lingkungan hidup bersama para tim diwilayah ini”, ujar Mohammad Idris.
“Yang dilakukan masyarakat ini patut diacungi jempol. Sebab, bisa memotivasi diri untuk selalu berbuat baik, salah satunya menciptakan karya yang dapat dikenang”, lanjut Walikota Depok.
Ditempat terpisah, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, Budi Setiawan Kipson, mengungkapkan, dalam perhari jumlah sampah yang beredar di masyarakat Kota Depok mencapai 1.500 ton.
“Saat ini daya tampung kapasitas sampah di TPA Cipayung sudah sangat overload”, tuturnya.
Budi juga menyebutkan, DLHK Kota Depok memiliki 131 unit armada truk untuk mengangkut sampah ke TPA Cipayung.
Menjawab pertanyaan jumlah kegiatan kontruksi DLHK Kota Depok tahun 2022, dia mengungkapkan, untuk tahun 2022, pihaknya ada 11 kegiatan.
11 kegiatan tersebut yakni, lanjutan rehabilitasi gudang Sukatani, rehabilitasi TPS Cisalak Pasar, rehabilitasi UPS Bojongsari Baru, rehabilitasi UPS Duren Mekar, lanjutan rehabilitasi Bank sampah Tapos.
Lalu kegiatan rehabilitasi UPS Harjamukti, rehabilitasi UI, rehabilitasi TPS Mawar, rehabilitasi TPS Kampung Lio, rehabilitasi TOSS, dan rehabilitasi UPS Bojong Pondok Terong, jelas Kabid Sarpras DLHK Depok.
Di ketahui, hingga saat ini Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo, Kabupaten Bogor, belum juga dapat digunakan oleh Kota Depok.
Tercatat, hingga bulan Mei tahun 2022, kapasitas di TPA Cipayung Kota Depok sudah mencapai 2,5 juta ton sampah dengan ketinggian 23 meter. Sedangkan, kapasitas sampah di tempat tersebut hanya 1,3 juta ton.
Saat ini Kepala UPT TPA Cipayung, Dadan Ardan Kurniawan Ardan menyiasatinya dengan melakukan penataan diberbagai titik area yang ketinggian sampahnya belum begitu maksimal. (Emy)
