DEPOK | Pikiranrakyat.org – Aliansi Sabojong yang diketuai oleh Ustad Agus Jalaludin memberikan apresiasi tinggi atas gerak cepat Polsek Bojongsari dalam membongkar jaringan penjualan obat keras ilegal yang beroperasi secara sembunyi-sembunyi di sejumlah warung kelontong di Kota Depok, khususnya wilayah Kecamatan Bojongsari kota Depok.
Mengenai pembongkaran sindikat penjual obat ilegal oleh pihak berwajib, Ustad Agus menyebutkan bahwa tindakan tegas dan cepat yang dilakukan oleh jajaran Polsek Bojongsari di bawah kepemimpinan Kompol Fauzan Thohari menjadi bukti nyata hadirnya negara dalam menjaga generasi muda dari bahaya penyalahgunaan obat terlarang.
โKami sangat mengapresiasi langkah cepat dan tegas dari Polsek Bojongsari. Ini adalah bentuk nyata perlindungan terhadap anak-anak kita dari jeratan obat berbahaya yang bisa merusak masa depan,โ ujar Ustad Agus Jalaludin, kepada Pikiranrakyat.org, Jumat (16/5/2025).
Diketahui, dalam operasi yang digelar sepanjang April hingga pertengahan Mei 2025, Polsek Bojongsari berhasil mengamankan empat tersangka yang terlibat dalam penjualan obat keras daftar G tanpa izin. Para pelaku diketahui beroperasi di tiga titik berbeda, yakni dua lokasi di Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, dan satu lokasi di Kelurahan Duren Seribu, Kecamatan Bojongsari.
Tersangka pertama berinisial R ditangkap pada 13 April 2025 di sebuah toko kelontong di Kampung Prigi, Bedahan, dengan barang bukti 39 butir tramadol dan uang tunai Rp 180.000. Kemudian, dua tersangka lain yang sama-sama berinisial MA diamankan pada 19 April 2025 dini hari di Jalan Kehakiman, Bedahan, dengan barang bukti lebih dari 7.000 butir obat keras seperti tramadol, three back spendil, dan eximer.
Sementara itu, tersangka berinisial M ditangkap pada 15 Mei 2025 di Kampung Kandang, Duren Seribu. Dari lokasi ini, polisi menyita berbagai jenis obat berbahaya seperti tramadol, eximer, trihexyphenidyl, serta uang tunai lebih dari Rp 1,1 juta.
Modus operandi para pelaku adalah menyamar sebagai pedagang sembako di siang hari, namun menjual obat-obatan terlarang secara sembunyi-sembunyi pada malam hari, bahkan dengan sistem COD (cash on delivery).
Kapolsek Bojongsari Kompol Fauzan Thohari menyebutkan bahwa target utama para pelaku adalah kalangan remaja, termasuk anak-anak sekolah.
โRata-rata pembelinya adalah remaja putus sekolah. Obat ini membuat mereka berani melakukan aksi kejahatan, termasuk tawuran,โ terang Kompol Fauzan.
Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan pengembangan kasus untuk mengungkap jaringan pemasok yang diketahui berasal dari wilayah Tanah Abang, Jakarta. Polisi memperkirakan omzet dari penjualan obat ilegal ini mencapai Rp 15 juta hingga Rp 30 juta per bulan.
Para tersangka kini dijerat dengan Pasal 435 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara atau denda maksimal Rp 5 miliar.
โKami tidak akan memberikan toleransi. Penegakan hukum akan terus kami lakukan untuk keamanan lingkungan masyarakat,โ tegas Kompol Fauzan.
Ustad Agus berharap langkah tegas ini menjadi sinyal bagi seluruh pihak, terutama pemilik warung, untuk tidak main-main dengan peredaran obat terlarang. Ia juga mengajak masyarakat agar turut berperan aktif dalam mencegah peredaran obat ilegal di lingkungan masing-masing. (Rn)
